PANAU,MERCUSUAR– Jika berbicara tentang budaya, selalu identik dengan kalangan tua, dengan tesis dan tulisan ilmiah panjang, yang dibahas agak mengawang-awang dalam seminar yang relatif membosankan. Sementara, anak muda dianggap tidak peduli terhadap pemajuan budaya bangsa sendiri dan lebih asyik dengan produk budaya asing yang lebih populer dan menarik bagi mereka.
Demikian dikatakan, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Palu, Denny Taufan, pada Pembukaan Kemah Pustaka Budaya tingat pelajar SMP se-Kecamatan Palu Utara dan Kecamatan Tawaili di lapangan SDN 2 Panau, Sabtu (21/9/2019).
“Cara anak-anak muda menanggapi budaya berbeda, bukan lagi menulis buku. Cara peduli budaya sekarang bergeser. (Penyampaian) lebih cepat, dan apa yang dinilai relevan buat mereka (anak muda), itu yang diangkat,”katanya.
Dia menjelaskan, kegiatan ini diramaikan berbagai kegiatan seperti lomba teater dalam media membangun karakter bangsa melaluikebudayaan, pembacaan puisi berbahsa Kaili bagi siswa SMP, memperkenalkan bahasa daerah bagi siswa, pelestarian kesenian tersebut dapat dipahami sebagai hal yang membuat nilai budaya tetap hidup sejak awal kemunculanya dan terpakai dimasa kini,serta masa yang akan datang
Sementara, Asisten III Administrasi Umum Setda Palu, Imran Lataha mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat tumbuh dan terus berkembang sekaligus penguatan karakter, perpusatakaan dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan, penelitian dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan, kebudayaan bangsa sehingga mampu meningkatkan literasi masyarakat.
Kemah budaya ini bakal menggali sastra lama lokal yang akan dibawakan siswa di pembacaan puisi berbahasa Kaili, sehingga secara tidak langsung anak-anak kembali mengenal budaya asal mereka yang telah lama tidak kedengaran lagi. ABS