Ketua DPW PAN Sulteng Diminta Dicopot

PALU, MERCUSUAR – Mundurnya sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di kubu Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Palu, diklaim akan berpengaruh pada perolehan suara PAN di Pemilu 2019.

Hal tersebut dipertegas oleh mantan Ketua DPD PAN Palu, Irvan Dj Nouk, didampingi puluhan pengurus DPC PAN Palu diantaranya Ketua Bappilu, Ridwan Limonu, Wakil Ketua DPD, Marwan, Ketua DPC Mantikulore Yusuf Sunusi, Ketua DPC Ulujadi, Suryadi, Sekretaris DPC Palu Utara, Arifin Aslam dan Ketua DPC Tatanga Adriyanto  Minggu (1/7/2018).

Menurut Irvan, jika tidak ada aral melintang, Rabu (4/7/2018) ratusan pengurus akan mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) kepada partai sebagai bentuk pengunduran diri. Dengan demikian, aksi itu juga sebagai wujud penarikan dukungan KTA yang sebelumnya telah disetorkan ke KPU saat proses verifikasi.

“Ada 600 lebih KTA yang akan kami kembalikan,” ujarnya.

Menurutnya, keputusan mundur sejumlah DPC tersebut kemungkinan besar akan diikuti kader dan simpatisan PAN yang berjumlah ribuan. “Loyalis dan simpatisan partai sekira 5 ribuan,” ujar Irvan.

Dikatakan, mundurnya mayoritas DPC tersebut karena melihat kondisi internai PAN Palu yang semakin memburuk, apalagi dengan tidak diakomodirnya para kader murni dalam komposisi caleg. “Mereka yang telah membentuk jaringan dan basis pemenangan malah dilupakan. Ini sudah keterlaluan,” tegasnya.

Sejak polemik menimpa dirinya dengan pemberhentian dari Ketua DPD PAN Palu, Irvan mengaku masih legowo. Meskipun kata dia, perjuangan mencari kebenaran selama lima bulan terus dilakukan. “Bahkan sampai lima kali dijadwalkan pertemuan di DPP, saudara Oskar Paudi tidak pernah hadir,” tegasnya.

Tidak aktif di struktur PAN, Irvan masih bekerja membesarkan partai dengan melakukan konsolidasi bersama simpatisan dan loyalis partai. Irvan bahkan sempat melakukan silaturahim memasuki Ramadan hingga buka puasa bersama menjelang akhir bulan puasa. Pada kesempatan itu, dia terus mengobarkan kepada kader agar menjaga soliditas dan mendukung pemenangan PAN.

Namun kata dia, masalah lain justru muncul dengan tidak terakomodirnya para pekerja militan PAN sebagai calon wakil rakyat. “Makanya dengan kondisi saat ini, saya menyatakan mundur sebagai kader PAN dan otomatis mundur juga dalam proses pencalegkan DPR-RI,” tegasnya.

Irvan, mengaku kecewa dengan para ‘nahkodah’ PAN Palu saat ini, terlebih Ketua DPD Oskar R Paudi, yang menurutnya arogan dan terkesan memaksakan kehendak, dimana ingin menjadi satu-satunya kader PAN yang maju di DPR-RI.

“Orang-orang yang tidak disukai Ketua Wilayah semuanya diganti seperti Tolitoli dan Banggai Kepulauan. Parahnya itu Palu, karena penonaktifan yang dilakukan tanpa mekanisme,” bebernya.

Padahal selama menjadi Ketua DPD PAN Palu, Irvan mengaku tidak pernah membuat tindakaan penodaan partai apalagi perbuatan tercela. Malahan selama kepemimpinannya, struktur pengurus di 46 kelurahan terbentuk hingga ranting. Padahal di era sebelumnya, semuanya fiktif.

Memang selama kepemimpinannya, Irvan mengaku membuat terobosan yang kurang disenangi beberapa kader. Salah satunya, kebijakan agar kader yang sudah dua periode di DPRD Kota Palu naik level ke provinsi. Upaya ini dilakukan demi regenerasi dan pengembangan internal partai.

“Seharusnya saudara Tamsil Ismail dan Danawira levelnya sudah provinsi. Berikan lagi kesempatan kepada kader lain. Partai ini bukan untuk dibawah mati, jadi jangan mengedepankan kepentingan individual, karena jabatan anggota DPRD terbuka untuk semua kader,” tegasnya.

Imbas dari semua masalah, bersama puluhan pengurus DPC, Irvan menegaskan bahwa Ketua DPW PAN Oskar Paudi harus dicopot karena menurutnya adalah sumber kehancuran PAN. Dikatakan, banyak masalah yang menimpa PAN, mulai dari tercerai-berainya persaudaraan karena kader yang pindah partai, hingga proses PAW (pengganti antar waktu) yang tidak pernah terproses.

“Saya sudah empat kali konsultasi ke Mahkamah Partai dan mereka menegaskan bahwa Ratna Mayasari Agan harus diganti karena sudah keputusan sidang. Tapi itu tidak pernah dilakukan. Masalah-masalah inilah yang membuat kader gerah,” tegasnya.

Irvan juga berpesan kepada para kader yang selama ini bersamanya, agar memberikan amanah pada orang-orang yang layak diberi tanggungjawab di 2019 nanti. Sementara soal pandangan politik bersama sejumlah pengurus DPC, Irvan mengaku belum bersikap dan tidak menutup diri untuk terjun ke zona berbeda asalkan memiliki ideologi yang sepaham dengannya.

Sementara Ketua DPW PAN, Oskar Paudi, mempertanyakan sikap arogan yang dialamatkan kepadanya. Kepada media ini, Oskar yang dikonfirmasi lewat aplikasi whatsaap (WA), menuliskan jika dirinya justru ketua yang sangat egaliter.  “Arogan bagaimana, mungkin saya ini ketua yang sangat egaliter, tidak ada ketua DPD 13 Kabupaten/Kota di Sulteng  yang dekat sekali saya kecuali Kota Palu, saking dekatnya urusan DPD lainpun saya percayakan sama Kota Palu,” tulisnya.

Menurutnya, jika memang kepengurusannya tidak disenangi, dirinya pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada DPP. “Yang menilai DPW itu DPP dan yang menilai DPD itu DPW, kan begitu jenjangnya,” balasnya lagi.

Terkait ribuan suara yang bakal hilang dengan mundurnya beberapa DPC, Oskar tidak menjawab rinci.  Namun dia menulis jika prestasi PAN Palu dengan raihan empat kursi adalah kerja keras pengurus sebelumnya. “4 kursi Kota Palu sekarang dan kehadiran eksekutif wawali itu masih kepengurusan danawira, tidak ada sangkut paut dgn kepengurusan Ivan cs,” tandasnya. FIT

Pos terkait