Kogasgabpad Lakukan Water Bombing di Wilayah Likuefaksi

IMG-20181018-WA0042

PALU, MERCUSUAR – Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) melakukan Water Bombing atau pengeboman material disinfektan di wilayah likuefaksi yakni di Petobo, Balaroa dan Desa Jono Oge, Kamis (18/10/2018). Pengemboman menggunakan Helikopter MI-8 menjadi langkah efektif karena cakupan wilayah yang luas.
Helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dikirim untuk membantu operasi water bombing yang dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Sulteng dan Kementerian Kesehatan serta Kesehatan TNI. Pengisian material disinfektan diisi ke dalam bucket atau ember yang telah dipersiapkan personel TNI.
Penanganan wilayah terdampak likuefaksi tidak hanya melalui pengemboman udara, tetapi juga fogging atau penyemprotan oleh para personel di darat. Langkah tersebut telah dilakukan di wilayah-wilayah yang dapat dijangkau. Penyemportan juga dilakukan di halaman rumah sakit yang digunakan untuk pengumpulan jenazah yang berhasil dievakuasi, seperti RS Undata, RS Madani, dan RS Bhayangkara.
Tindakan ini merupakan upaya untuk membasmi vektor yang dapat mengancam kesehatan lingkungan. Namun untuk solusi jangka panjang, penimbunan wilayah terdampak likuefaksi harus segera dilakukan.
Pengeboman maupun penyemprotan disinfektan ini merupakan upaya antisipasi penyebaran penyakit melalui vektor seperti lalat, kecoa, atau tikus. Banyaknya korban meninggal yang diperkirakan masih tertimbun bangunan maupun tanah mendorong upaya antisipasi tersebut. Disisi lain, operasi evakuasi korban meninggal telah dihentikan tim gabungan pada 12 Oktober 2018 lalu, namun tetap melakukan evakuasi ketika mendapatkan laporan dari warga.
Hasil analisis sementara pemetaan secara spasial menunjukkan bahwa wilayah terdampak likuefaksi pascagempa Sulteng menyebabkan pengangkatan dan amblesan di Balaroa, Kota Palu, Sedangkan jumlah perkiraan rumah terdampak mencapai 1.045 unit. Luas wilayah terdampak mencapai 47,8 hektar. Jumlah perkiraan rumah terdampak di Petobo, Kota Palu mencapai 2.050 unit dengan luas wilayah 180 hektar, sedangkan di Jono Oge, Sigi, mencapai 366 unit dengan luas wilayah 202 hektar.
Likuefaksi merukan fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh atau agak jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan, seperti getaran gempa bumi. Sementara itu, berdasarkan penelitian Badan Geologi pada 2012 menyebutkan bahwa wilayah Palu merupakan wilayah dengan potensi likuefaksi sangat tinggi. IKI*

Pos terkait