PALU, MERCUSUAR – Merujuk data data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulteng, kredit di daerah ini masih dikuasai oleh konsumsi. Dibutuhkan literasi atau sosialisasi yang terus menerus kepada masyarakat tentang pengelolaan keuangan yang benar.
“Pola konsumsi bisa diubah dengan informasi bagaimana seharusnya pengelolaan keuangan, berapa yang bisa digunakan untuk mengangsur, menabung, dan dana tak terduga,” kata Kepala Sub Bagian Pengawasan Perbankan OJK Sulteng, Eko Prasetyo, di The Sya Regency Hotel, Senin (23/7/2018). Ia mewakili Kepala OJK Sulteng untuk membuka training of trainers industri jasa keuangan bagi wartawan media cetak, online, dan elektronik di Palu.
Dikatakan, periode Mei 2017 hingga Mei 2018, kredit naik sebesar 10 persen dari angka Rp24 triliun menjadi Rp26 triliun. Sementara aset mengalami peningkatan dari Rp31 triliun menjadi Rp34 triliun. Namun, penghimpinan dana pihak ketiga (DPK) tidak mengalami pertumbuhan signifikan, tak sebanding dengan kenaikan kredit.
Sebagai pemberi informasi, media memiliki peran penting dalam memperkenalkan serta mengedukasi masyarakat tentang industri keuangan.
Untuk menyampaikan informasi industri keuangan secara baik dan jelas, OJK tidak henti-hentinya mengelar pelatihan dan edukasi para jurnalis untuk mengusai ilmu-ilmu atau berbagai hal tentang industri keuangan, agar masyarakat juga bisa menerima berbagai infomasi di media secara baik dan tepat.
“Ibarat piala dunia, IJK (Industri Jasa Keuangan) ini sebagai pemain bola, penontonnya adalah masyarakat dan yang membuat piala dunia itu seru dan menarik adalah media, begitu juga peran media dalam industri keuangan,” jelasnya.
Eko berharap melalui training of trainers IJK ini bisa menciptakan pengetahuan baru dan penambahan wawasan yang lebih luas lagi kepada wartawan tentang industri keuangan. Dalam kegiatan pada hari perdana ini, OJK mengundang narasumber para pelaku IJK, seperti pimpinan Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Palu, Bank Muamalat Cabang Palu, dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Wartawan antusias mengikuti kegiatan ini dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada narasumber. Sementara itu, pada hari kedua kegiatan, hari ini, Selasa (24/7/2018), materi berkaitan dengan pasar modal, pegadaian, penjaminan, dan asuransi.
TIDAK CUKUP MENULIS
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulteng, Mahmud Matangara dalam sambutannya mengapreasiasi kegiatan tersebut.
Mahmud mengatakan kegiatan ini patut dilakukan sesering mungkin agar edukasi dan perkembangan tentang industri perbankan bisa secara terkini diketahui oleh media untuk disampaikan kepada masyarakat.
“Sangat kita apreasi, karena OJK Sulteng sudah terlibat dan berperan langsung dalam mengedukasi dan menambah pengetahuan kita di industri perbankan. Semoga kegiatan seperti ini bisa sering-sering dilakukan,” jelasnya lagi.
Menurutnya, seorang wartawan atau jurnalis tidak cukup dengan menulis stright news atau berita singkat. Dibutuhkan ulasan yang lebih mendalam dalam menggali peristiwa dibalik peristiwa. Salah satunya adalah bekal wawasan yang luas.
Upaya ini sejalan dengan komitmen organisasi pers, secara khusus PWI, untuk meningkatkan kompetensi wartawan. Ia mengatakan PWI Sulteng secara intens dalam lima tahun terakhir giat menyelenggarakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dengan lebih dari 70 lulusan, baik jenjang kompetensi utama, madya, maupun muda. RES/DAR