Lebaran Mandura Diharapkan Rekatkan Silaturahmi

SAMBUTAN – Sekdaprov Sulteng, Hidayat Lamakarate, saat memberikan sambutan pada halal bihalal Lebaran Mandura, yang dilaksanakan di Masjid jami, Kelurahan Baru, Kecamatan Palu Barat, Kamis (21/6/2018) malam. FOTO: JEFRI/MS

BARU, MERCUSUAR – Masyarakat Kelurahan Baru, Kecamatan Palu Barat, menggelar tradisi Lebaran Mandura, bertempat di Masjid Jami Kelurahan Baru, Kamis (21/6/2018) malam. Tradisi ini ditandai dengan menggelar halal bihalal, bertempat di masjid tersebut, usai Salat Magrib berjamaah.

Turut hadir dalam halal bihalal tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Hidayat Lamakarate, Wali Kota Palu, Hidayat, Bupati Sigi, Moh Irwan Lapata, serta sejumlah pejabat di lingkup Pemkot Palu, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta masyarakat Kelurahan Baru dan sekitarnya.

Tradisi ini diawali dengan buka Puasa Syawal bersama, di mana puasa Syawal ini dilaksanakan selama enam hari pasca Hari Raya Idul Fitri. Lebaran Mandura sendiri merupakan perayaan usai pelaksanaan Puasa Syawal tersebut.

Ketua Pengurus Masjid Jami Kampung Baru, Ustad Husein H Muhammad Saleh, pada pelaksanaan Lebaran Mandura 2016 lalu mengatakan, tradisi perayaan Lebaran Mandura ini sudah ada sejak abad ke-18 atau sebelum Masjid Jami Kampung Baru didirikan. Mandura sendiri diyakini memiliki makna filosofis dari segi tekstur dan warnanya. Tiga warna beras ketan yang digunakan untuk membuat Mandura memiliki makna filosofis masing-masing yaitu merah artinya berani, putih artinya suci, dan hitam artinya bijaksana.

Mandura sendiri merupakan makanan khas lebaran yang terbuat dari beras ketan tiga warna, yaitu hitam, merah dan putih, dibentuk menggunakan potongan pipa atau bambu, lalu dibungkus dengan daun pisang kemudian direbus selama beberapa jam. Mandura ini, selain menjadi makanan khas lebaran di sekitaran Lembah Palu, juga menjadi makanan khas lebaran di daerah Sulawesi Selatan.

Usai melaksanakan Salat Isya berjamaah, para pejabat serta masyarakat yang memadati masjid tertua di Lembah Palu tersebut, bersama menyantap hidangan yang disediakan, seperti nasi kebuli, mandura, serta aneka kuliner khas Kaili lainnya. Sebelumnya, Sekdaprov Sulteng, Wali Kota Palu, serta Bupati Sigi, menerima bingkisan berupa Mandura berukuran jumbo, yang diserahkan oleh Ustad Ujang, mewakili pengurus masjid dan panitia penyelenggara.

Sekdaprov Sulteng, Hidayat Lamakarate, dalam sambutannya pada momen halal bihalal tersebut, memberikan apresiasi kepada masyarakat Kelurahan Baru, yang telah melaksanakan tradisi Lebaran Mandura ini. Menurutnya, ini adalah bukti bahwa masyarakat Kelurahan Baru, mampu melestarikan tradisi religi yang telah dilaksanakan di wilayah tersebut selama ratusan tahun.

Hidayat juga mengharapkan, momen Lebaran Mandura ini, kiranya menjadi momen perekat silaturahmi antar masyarakat, serta menjadi momen untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Dirinya juga berharap, kegiatan ini terus dilaksanakan setiap tahunnya.

Pada momen tersebut, Sekdaprov, Wali Kota Palu, dan Bupati Sigi, turut mengarak gunungan Mandura yang disiapkan oleh panitia, menuju venue pelaksanaan Kampung Baru Fair 2018, di persimpangan Jalan HOS Cokroaminoto dan Jalan Agus Salim. Gunungan Mandura tersebut pun diperebutkan warga yang memadati venue KBF tersebut. JEF

 

Pos terkait