PALU, MERCUSUAR – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng mencatat Kota Palu selama Mei mengalami inflasi sebesar 0,26 persen yang didominasi dari kelompok kesehatan.
Indeks harga pada kelompok kesehatan sebesar 0,86 persen, disusul kelompok sandang (0,61 persen), transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,45 persen), pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,23 persen). Berikutnya makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,18 persen), perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,14 persen) serta bahan makanan (0,12 persen).
Pada bulan yang sama, inflasi year on year Kota Palu mencapai 2,46 persen. Kenaikan indeks year on year tertinggi terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 6,46 persen, sedangkan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami penurunan indeks sebesar 0,37 persen.
Beberapa komoditas utama yang memiliki andil terhadap inflasi antara lain daging ayam ras (0,07 persen), telur ayam ras (0,07 persen), ikan layang (0,06 persen), ikan selar (0,05 persen), mobil (0,04 persen), jeruk nipis (0,03 persen), ikan mujair (0,03 persen), angkutan udara (0,02 persen), seng (0,02 persen) dan besi beton (0,02 persen).
Kepala BPS Sulteng, Faizal Anwar menjelaskan dalam tiga tahun terakhir, inflasi pada bulan Mei tahun ini, yakni sebesar 0,26 persen merupakan capaian terendah dibandingkan periode yang sama pada 2017 dan 2016. Ketika itu inflasi masing-masing sebesar 0,81 persen dan 0,80 persen. Sementara laju inflasi tahun kalender hingga Mei 2018 telah mencapai 1,31 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 sebesar 3,16 persen namun masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun 2016 sebesar -0,38 persen. Inflasi year on year pada Mei 2018 sebesar 2,46 persen, menjadi yang terendah selama tiga tahun terakhir jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2017 sebesar 5,10 persen dan tahun 2016 sebesar 3,60 persen. HAI/*