PALU, MERCUSUAR – Jika menghitung mundur menuju Pekan Olahraga Daerah (Porporv) 2018 tersisa jarak 42 hari.Waktu yang sangat rapat tersebut menjadi sangat tidak ideal untuk membentuk sebuah tim tangguh dalam meraih prestsi terbaik.
Dalam kondisi yang sedang ‘sakit’ akibat Kaharuddin Katjo yang tersangkut dugaan kasus korupsi saat pelaksanaan Poprprov Poso empat tahun lalu, sejauh ini Donggala masih mencari figur pengganti Kaharuddin Katjo yang telah selesai masa jabatannya sebagai Ketum KONI Donggala.
Saat ini jabatan Ketum KONI diserahkan kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Donggala, Ismail sebagai karateker yang ditugaskan untuk segera melaksanakan musyawarah olahraga kabupaten untuk memilih ketua KONI baru.
Terkait suksesi di tubuh KONI Donggala , Ketua Umum Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Donggala, Abdul Rasyid mengharapkan figur muda dari kalangan pengusaha yang tidak bersinggungan dengan dunia politik akan lebih efektif dalam memimpin olahraga dalam empat tahun kedepan.
“Kalau saya pribadi berharap seharusnya ketua KONI jangan dipilih dari pejabat publik apalagi yang bersentuhan dengan dunia politik. Dan yang lebih efektif sebenarnya adalah pengusaha muda yang benar-benar menghidupkan organisasi, bukan hidup di organisasi,” terang Abdul Rasyid.
“Kurang lebih tinggal sebulan menuju arena pertandingan Porprov dan saya kira sangat tidak ideal untuk membuat sebuah tim tampil maksimal. Harusnya sekarang sudah masuk dalam tahap pemusatan latihan. Sementara KONI sendiri masih belum mempunyai pengurus baru yang sah sebagai salah satu syarat agar kabupaten bisa berpartisipasi di Porprov,” sambungya.
Politisi muda PKS ini berharap KONI Donggala bisa sehat kembali agar prestasi Donggala di Porprov bisa bangkit. “Sekarang bagaimana caranya menyelamatkan KONI yang sedang sakit ini agar kembali sehat sehingga olahraga kita di Porprov Parigi Moutong bisa bangkit atau setidaknya naik satu atau dua strip dari rangking sebelumnya di Porprov. Nah , untuk mencapai itu tentunya perlu dana dalam membiayai semua ini. Saya pikir figur ketua KONI yang dibutuhkan pada saat yang serba kritis ini adalah orang yang mau mengucurkan dana pribadinya yang tidak melulu berharap kepada pemerintah daerah,” tutur Rasyid mengakhiri. CLG