PALU, MERCUSUAR- Misa syukur Yubileum 150 tahun bertumbuh kembalinya Gereja Katolik Keuskupan Manado dimeriahkan oleh tarian suku Kaili yakni tari Pamonte yang dibawakan oleh ibu-ibu Gereja Katolik Paroki Santa Maria Palu, Sulawesi Tengah.
Misa syukur yang dilaksakan, Jumat (14/9/2018) di Amphitheater Catholik Youth Centre, Lotta, Pineleng, Sulawesi Utara itu dihadiri oleh ribuan umat Katolik utusan dari tiga Provinsi dibawa Keuskupan Manado, yakni Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah.
Tarian yang diciptakan oleh salah satu seniman besar dan merupakan putra asli daerah Sulawesi Tengah, Hasan M Bahasyuan itu dipercayakan menjadi tarian penjemputan dan perarakan para Uskup serta para Pastor se-Keuskupan Manado menuju altar.
Pastor Paroki Santa Maria Palu, Johanis Nangkoda Salaki, MSC menuturkan, bahwa tarian Pamonte yang kita bawakan dari Palu dipercayakan menjadi tarian utama saat perarakan misa syukur yubileum 150 tahun bertumbuh kembalinya Gereja Katolik Keuskupan Manado (Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah).
Tampilnya Tarian Pamonte pada upacara puncak Yubileum 150 tahun
kembalinya Gereja Katolik di Keuskupan Manado menjadi kebanggaan kita masyarakat Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu. Bagaimana tidak, banyaknya tarian yang ditampilkan dari berbagai daerah pada acara sebelumnya. Namun yang di percayakan untuk tampil memeriahkan misa syukur adalah tarian Pamonte suku Kaili Sulawesi Tengah yang dibawakan oleh ibu-ibu Katolik Paroki Santa Maria Palu.
Bangga Meskipun Bukan Orang Kaili
“Meskipun kita bukan orang asli Kaili, tetapi kita bangga dengan Tarian Pamonte yang dipercayakan untuk mengiringi perarakan misa syukur Yubileum 150 tahun kembalinya Gereja Katolik di Keuskupan Manado. Artinya, Tarian Pamonte di terima dalam gereja Katolik,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Ir. Yohan Rusiyantono selaku Ketua kontingen dari Paroki Santa Maria Palu mengatakan, misa syukur yubileum 150 tahun gereja Katolik bertumbuh kembalinya di Keuskupan Manado dipimpin oleh Mgr Benedictus Estafanus Roli Untu, MSC selaku Uskup Keuskupan Manado.
Dalam perayaan misa syukur tersebut, Paroki Santa Maria Palu selaku delegatus Kevikepan Palu pada kegiatan yubileum 150 tahun gereja Katolik bertumbuh kembalinya di Keuskupan Manado diberi kehormatan untuk menjemput prosesi Salib Suci dan para uskup serta para Pastor se-Keuskupan Manado dengan tarian Kaili yakni Tarian Pamonte. Selain itu, Paroki Santa Maria Palu juga diberi kepercayaan untuk membaca Doa Umat.
Yohan yang juga Ketua Kaum Bapak Katolik (KBK) Paroki Santa Maria Palu menuturkan, tema yubileum 150 tahun bertumbuh kembalinya gereja Katolik Keuskupan Manado tahun 2018 ini adalah Betapa Mulia NamaMu, Ya Tuhan, di Seluruh Bumi (Mzm 8:10) dan Sub Tema : Dengan Semangat Yubileum 150 Tahun Gereja Katolik Keuskupan Manado, Berjalan Bersama Semua Orang dalam Terang Yesus Kristus.
“Kontingen Paroki Santa Maria dibawa pimpinan Pastor Johanis Nangkoda Salaki, MSC telah mengambil bagian dalam lomba Paduan Suara mewakili Kevikepan Palu pada acara Yubileum 150 tahun gereja Katolik Keuskupan Manado,” ujarnya.
Diketahui, bahwa tarian Pamonte adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah. Tarian ini menggambarkan kebiasaan para gadis suku Kaili saat menyambut musim panen padi. Tari ini merupakan salah satu tarian tradisional yang sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu.AMR/*