KAWATUNA, MERCUSUAR – Puluhan anggota kelompok pemusik Orquesta de Camara de Siero (OCAS), yang berasal dari Spanyol, mengunjungi kawasan ekowisata di Dusun Uventumbu, Kelurahan Kawatuna, Kecamatan Mantikulore, Rabu (8/8/2018). Kelompok pemusik ini sendiri merupakan kelompok yang membawa misi diplomasi budaya melalui project Vinculos for Indonesia di beberapa daerah, salah satunya di Kota Palu.
Tiba di kawasan Uwentumbu, para warga asing yang didampingi Sekretaris Daerah Kota Palu, Asri tersebut, langsung disambut dengan penyambutan adat Kaili. Selanjutnya, mereka diperkenalkan dengan salah satu ritual adat suku Kaili, yakni Pora’a Binangga, yang merupakan ritual adat yang biasa dilaksanakan untuk memohon ketercukupan sumber air atau meminta turunnya hujan, kepada sang pencipta.
Para tetua adat menjelaskan kepada para warga asing tersebut, terkait rangkaian-rangkaian ritual Pora’a Binangga, mulai dari penyiapan sesajen kepada leluhur, yang berisi Sambulu dan aneka penganan khas Kaili, seperti nasi ketan, dan penganan khas lainnya, kemudian prosesi penyembelihan kambing yang darahnya dialiri ke sungai tempat pelaksanaan ritual, yang dilanjutkan dengan ritual memandikan para keturunan raja atau madika di sungai, hingga doa selamatan.
Adapun tabuhan alat musik gimba (gendang) dari warga sekitar, mengiringi prosesi adat tersebut. Beberapa anggota OCAS yang penasaran, ikut mencoba menabuh gimba bersama para warga.
Sekretaris Daerah Kota Palu, Asri menjelaskan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mengenalkan salah satu tradisi asli suku Kaili yang bernilai seni dan budaya. Selain itu, kegiatan ini juga dilaksanakan untuk mengenalkan salah satu titik wisata alam yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Palu.
“Intinya, mereka ingin melihat kesenian budaya dengan lokasi yang masih alami, menyaksikan ritual-ritual yang merupakan tradisi masyarakat setempat,” jelas Asri.
Dirinya berharap, setelah kunjungan ini, para warga asing asal Spanyol tersebut, akan turut mempromosikan objek wisata alam dan budaya tersebut di negara asalnya.
“Harapannya, sepulang dari Palu, mereka bisa mempromosikannya dan nantinya meningkatkan jumlah turis asing yang datang ke sini,” ujarnya.
Usai dikenalkan dengan tradisi Poraa Binangga serta beberapa pertunjukan tradisional lainnya,seperti silat dan menyumpit, kelompok OCAS turut menampilkan pertunjukan orkestra mereka di tengah kawasan hutan wisata tersebut. Tidak hanya lagu-lagu universal, mereka turut menampilkan dua lagu yang digubah dari lagu berbahasai Kaili, masing-masing berjudul Sampesuvu Roa dan Posisani.
Mereka juga mengajak masyarakat Uventumbu untuk bermain musik dengan mereka, mulai dari anak-anak hingga orangtua. Asri mengatakan, pihaknya sangat senang karena para warga asing asal Spanyol ini bisa langsung beradaptasi dan akrab dengan masyarakat yang ada di Uventumbu. UTM/JEF