Orasi Ilmiah di Wisuda ke – VI UIN Datokarama, Rektor Untad Sampaikan Tantangan Era Smart Society 5.0

PALU, MERCUSUAR – Rektor Universitas Tadulako (Untad), Prof. Dr. Ir. Amar, ST., MT., IPU., ASEAN Eng, menyampaikan orasi ilmiah pada Wisuda ke – VI UIN Datokarama, yang dilaksanakan di Auditorium UIN Datokarama Palu, Kamis (29/2/2024). Pada kesempatan tersebut, Prof. Amar menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Percepatan Peningkatan Kualitas Perguruan Tinggi Melalui Transformasi Teknologi Informasi”.

Bersama Rektor UIN Datokarama, Prof. Dr. Lukman S. Thahir, M.Ag, Prof. Amar dalam orasinya menyampaikan berbagai tantangan dan hal yang perlu dipersiapkan oleh para lulusan, di era Smart Society 5.0.

“Tantangan perguruan tinggi di era Smart Society 5.0 adalah Emerging Technology and Digital Innovation, munculnya teknologi dan inovasi digital, yang disertai dengan adanya culture shift, pergeseran budaya serta perubahan kebutuhan industri. Perguruan tinggi diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas yang mampu menghadapi perubahan jaman dan memenuhi kebutuhan industri. Tantangan era digital saat ini, di antaranya menjaga keamanan dan privasi, peningkatan penggangguran akibat kemajuan teknologi, mudahnya tersebar hoaks, ketidaksetaraan akses digital dan berkurangnya nilai sosial akibat kesibukan di dunia maya. Meski begitu, transformasi digital tetap harus dipandang optimis, yang dapat membawa kita untuk lebih maju dalam kualitas pendidikan literasi digital yang lebih baik,” paparnya.

Menurut Prof. Amar, softskill dan hardskill sangat penting untuk dimiliki para lulusan. Oleh karena itu, pihaknya mengucapkan selamat kepada para wisudawan UIN Datokarama.

“Apalagi di bawah naungan rektor saat ini, Prof. Dr. Lukman S. Thahir, M.Ag, UIN Datokarama semakin berbenah untuk memasuki era digital, apalagi UIN Datokarama merupakan mitra Untad,” tambahnya.

Menutup orasinya, Prof. Amar menyampaikan, di era ini, penting sekali agar setiap alumni memiliki keterampilan seperti critical thinking, productivity communication and collaboration, leadership dan creativity. Mengembangkan kearifan lokal seperti sejarah dan budaya lokal perlu didorong oleh perguruan tinggi, untuk memperkaya mahasiswa dengan konteks lokal mereka. */JEF

Pos terkait