PANTOLOAN, MERCUSUAR- Di tengah pandemi covid-19, Gerakan aksi kemanusiaan terus digalakan, baik itu individu maupun kelompok, salah satunya seperti yang dilakukan oleh Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (Pelkesi) Sulawesi Tengah (Sulteng).
Program Manager Pelkesi, Otto Nodi mengatakan, di masa pandemi Covid-19, Pelkesi Sulteng tetap hadir bagi masyarakat dengan membagikan 300 masker dan 600 gelas jamu kunyit asem untuk 100 lansia dan disabilitas dan juga pengadaaan makanan tambahan bagi bayi dan balita di 10 desa/kelurahan mitra.
“Pembagian masker dan jamu untuk lansia serta makanan tambahan berbahan lokal bagi bayi dan balita ini kami lakukan sesuai kebutuhan di lapangan. Saat ini masker adalah kebutuhan penting masyarakat sementara kelompok lansia dan disabilitas adalah termasuk kelompok rentan terhadap virus covid-19. Dengan membagikan 3 masker untuk masing-masing 100 lansia dan juga jamu kami berharap lansia dan disabilitas terbantu sistem imunnya sehingga tetap sehat dan gembira di usia senja,” jelasnya.
Dia mengatakan, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal 2020 telah memaksa banyak lembaga untuk melakukan penyesuaian program bahkan memilih berhenti selama masa pandemi belum membaik. Pelkesi Sulteng tetap bersama masyarakat di sepuluh desa/kelurahan mitra sejak pascabencana 2018 silam.
Pascabencana 28 september 2018, Pelkesi sebagai anggota dari act.alliance telah bersama masyarakat Sulteng, diantaranya masyarakat Kota Palu di Kelurahan Pantoloan dan Baiya, di Kabupaten Sigi Desa Simoro, Tuva, Sibalaya Barat dan Sibalaya Utara, serta sejumlah desa di Kabupaten Donggala, di Desa Wani I, Wani II, Lero Tatari dan Desa Enu.
Sejak Oktober 2018-Juni 2019, Pelkesi fokus pada kegiatan pengobatan berupa mobile clinic (Klinik bergerak) dan Home Visit (kunjungan dan pengobatan langsung ke rumah pasien) yang dilakukan oleh tim dokter dan perawat.AMR/*