PALU, MERCUSUAR – Sebanyak 66 proyek bernilai Rp99,5 triliun masuk dalam rencana investasi yang menjadi prioritas pemantauan Pemprov tahun 2018. Dari 66 proyek tersebut, sebanyak 49 di antaranya untuk penanaman modal asing (PMA), dan 17 penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Demikian disampaikan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulteng, Ch. Shandra Tobondo dalam Forum Ekonomi dan Bisnis “Meningkatkan Investasi dan Ekspor serta Mencari Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru di Sulteng, di Mercure Palu Hotel, Kamis (28/6/2018). Kegiatan ini dilaksanakan Bank Indonesia Perwakilan Sulteng.
Shandra merinci prospek investasi Sulteng tahun 2018 tersebut. Yakni masing-masing 4 proyek PMA/PMDN di Palu, Poso, dan Morowali Utara. Kemudian masing-masing 2 proyek di Tolitoli, Banggai, dan Parigi; 5 di Touna, 27 di Morowali, 10 di Sigi, 1 di Buol dan 5 proyek di Donggala. Disebutkan, dari Rp99,5 triliun target tersebut, yang terealisasi sampai TW I tahun ini adalah sebesar Rp7,764 Triliun.
Sejumlah sektor investasi PMA/PMDN di Sulteng telah terelisasi pada empat bulan pertama tahun 2018. Yakni industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik; industri kimia dan farmasi; tanaman pangan dan perkebunan; perdagangan dan reparasi; transportasi gudang dan telekomunikasi; perumahan, dan perkantoran; dan industri makanan. Sementara empat sektor yang belum menunjukkan capaian realisasi investasi adalah peternakan, pertambangan, konstruksi, serta hotel dan restoran.
Pada tahun 2017, target PMA di Sulteng mencapai Rp36,3 T, yakni Rp14,8 T target RPJMD dan Rp21,5 target BKPM. Dari jumlah tersebut terealisasi sebesar Rp22,5 T. Sementara untuk target PMDN, dari target Rp1,1 T, capaian investasi mencapai Rp1,9 T. Sementara itu, target PMA tahun 2018 di Sulteng sama dengan tahun 2017, dengan PMDN Rp 1,2 T.
Untuk menggenjot investasi tersebut, Pemprov Sulteng melalui DPMPTSP memangkas lama pengurusan perizinan untuk izin usaha dari maksimal 30 hari menjadi rata-rata maksimal 17 hari.
Hal ini sejalan dengan VISI DPMTSP 2016-2021, yakni terwujudnya investasi yang mendukung peningkatan perekonomian berkualitas, didukung oleh pelayanan perizinan yang profesional dan akuntabel.
SARAN KEPALA BI SULTENG
Kepala Perwakilan BI Sulteng, Miyono menjelaskan pertumbuhan ekonomi Sulteng sangat dipengaruhi pertumbuhan lima sektor utama, yakni pertanian, pertambangan, industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan.
Dijelaskannya, pertumbuhan ekonomi Sulteng saat ini masih ditopang produksi stainless steel di kawasan industri Morowali. Demikian halnya realisasi PMA masih cukup tinggi seiring ekspansi bisnis di Morowali dan Poso. Sektor pertanian sedikit melambat karena siklus masa panen, sedangkan sektor perdagangan sedikit melambat di tengah isu pelemahan daya beli.
Miyono menyarankan perlunya diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi, terutama yang selain minyak dan gas. Agar pertumbuhan semakin menetes ke bawah atau lebih menyentuh masyarakat, ke depan ada beberapa isu peningkatan untuk mendoring kualitas pertumbuhan, antara lain perlunya ada Perda CSR Korporasi Unggulan, penguatan Lembaga Penjamin Kredit Daerah, pengembangan agroindustri dan pariwisata, serta percepatan infrastruktur. DAR