PALU, MERCUSUAR – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tengah, Maria Ernawati menyebutkan upaya penanganan stunting diperlukan kerja sama yang kuat, agar hasilnya dapat maksimal hingga ke tingkat keluarga.
Hal itu disampaikan Maria Ernawati, saat menemui Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura, terkait gerak cepat penanganan stunting di Sulteng, di ruang kerja gubernur, baru-baru ini. Pada kesempatan tersebut, Maria menyampaikan langkah-langkah program BKKBN Sulteng dalam upaya menurunkan angka stunting di Sulteng.
“Masing-masing Kementerian telah memiliki langkah intervensi. Di Sulawesi Tengah sendiri kami harapkan juga melalui bapak gubernur, karena dibutuhkan kerjasama agar manfaatnya bisa maksimal hingga ke tingkat keluarga. Penyatuan harus dikawal, apakah keluarga yang rentan stunting ini mendapatkan intervensi atau tidak, dengan pendampingan,” tutur Erna di hadapan gubernur.
Selanjutnya, ia juga menjelaskan beberapa faktor yang terkait stunting. Seperti faktor spesifik yang secara langsung terkait gizi, kemudian faktor sensitif yang secara tidak langsung seperti perilaku hidup sehat, fasilitas sanitasi dan air bersih, budaya, dan menikah di usia muda.
Menurutnya, penurunan stunting harus didekati dari semua faktor. Olehnya, BKKBN melakukan pendekatan keluarga, seperti perilaku hidup sehat dan pola asuh.
“Secara berkala kami akan melaporkan terkait perkembangan penanganan stunting per tiga bulan,” imbuh Erna.
Pada pertemuan tersebut, gubernur berharap upaya menekan kasus stunting di Sulteng harus memakai sistem keroyokan. Artinya, para pemangku kebijakan yang ada di daerah diharapkan untuk merapatkan barisan dan bergerak bersama, menyusun strategi percepatan penurunan stunting. */IEA