UJUNA, MERCUSUAR – Jelang hari raya Idul Fitri 1439 H, penjual parsel lebaran mulai ramai bermunculan. Seperti yang terlihat disepanjang Jalan Gajah Mada, Kelurahan Ujuna, Kecamatan Palu Barat, Selasa (5/6/2018).
Harga parsel yang ditawarkannya pun beragam, mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 2 juta. “Paling mahal kalau makanan Rp 2 jutaan yang isinya kurang lebih 30 item termasuk aksesoris lainnya, paling murah yang Rp150 ribu isinya enam makanan,” kata Masfa salah satu penjual parsel.
Sementara untuk parsel berisikan keramik seperti cangkir, piring dan barang pecah belah tidak jauh beda dengan parcel berisi makanan. Sanin menjualnya paling murah seharga Rp 150 ribu, dan yang termahal Rp 2 juta.
Menurutnya, puncak penjualan terjadi dipekan ketiga Ramadan. Dalam sepekan terakhir sekira 50 parsel yang laku setiap harinya. Parsel yang disiapkan setiap tahunnya sekira 100 hingga 200 parsel.
“Mulai ramai minggu kedua, paling ramai minggu ini. sebagian ada yang pesan sebelum puasa. Minggu depan udah sepi mau dekat lebaran,”ungkapnya.
Sebelumnya, menjelang Hari Raya Idul Fitri, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Palu mulai mengintensifkan pengawasan peredaran parsel lebaran, yang kini mulai banyak beredar di sejumlah toko di Palu.
“Pengawasan parsel dilaksanakan mulai kemarin di Kota Palu, khususnya ada tiga distributor/pembuat parsel yang kita periksa,” kata Kepala BPOM Palu, Safriansyah, Rabu (30/5/2018).
Dia mengatakan pemeriksaan meliputi isi parsel atau produk pangan kemasan seperti sirup, biskuit, snack, the, kopi, makanan kaleng dan sebagainya.
“Saat kita sidak di distributor parsel di UD Mutiara, UD Asia Jaya, Mutiara Parsel Pue Bongo, tidak ditemukan isi parsel yang tidak terdaftar, rusak maupun kadaluarsa,” jelas Safriansyah. IKI