TATURA UTARA, MERCUSUAR – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulteng, Tenny C. Soriton, S.Sos., M.Si mengutarakan kehadiran figur pendamping bagi anak stunting dan keluarga beresiko stunting di Sulawesi Tengah, yang berasal dari stakeholder dan mitra kerja sangat dibutuhkan salah satunya melalui Bunda Asuh Anak Stunting atau Bunda Peduli Stunting.
Diharapkan gerakan ini menjadi satu solusi untuk menekan pertambahan jumlah anak stunting, sehingga Sulteng bisa keluar dari zona 10 besar stunting tinggi.
“Bunda peduli stunting memiliki tantangan yang berat sehingga perlu melibatkan semua komponen masyarakat, dan tentunya pemerintah untuk bekerjasama secara bersinergi dalam melaksanakan tanggung jawab ini. Terimakasih kepada Gubernur dan Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah yang sudah menaruh perhatian penuh pada stunting, dan mari kita bersama bergerak cepat mengkoreksi stunting di Sulawesi Tengah,”ujar Tenny.
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Rusdy Mastura mengukuhkan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Vera Rompas Mastura sebagai Bunda Peduli Stunting. Dalam pengukuhan di rumah jabatan, Senin (3/10/2022). Gubernur menegaskan tidak akan mencairkan anggaran PKK jika tidak memasukkan program percepatan penurunan stunting.
“InsyaAllah saya bantu ibu-ibu. Kalau PKK tidak menganggarkan untuk stunting, saya tidak tanda tangan anggaran dari kabupaten dan kota. Apalagi untuk provinsi. Stunting dan kemiskinan adalah prioritas bagi saya karena itu amanah yang harus kita lakukan,” kata Gubernur.
Karena itu Gubernur meminta Tim Penggerak PKK di kabupaten dan kota untuk berkomitmen dalam percepatan penurunan stunting. Rusdy juga meminta agar ketua TP-PKK di 13 kabupaten dan kota se-Provinsi Sulteng untuk melakukan inovasi penurunan stunting di wilayahnya masing-masing.
Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahuun 2021, Provinsi Sulteng memiliki prevalensi stunting 29,7 persen dan berada di peringkat delapan secara nasional. Oleh karena itu, Gubernur Rusdy mengantakan bahwa stunting tidak bisa dianggap sepele, dan menargetkan akan menurunkan stunting di Sulteng sesuai target RPJMD yakni 8% di tahun 2026 dengan aksi gotong royong oleh semua pihak terkait, termasuk peran ibu-ibu PKK. AMR/*