TALISE VALANGGUNI, MERCUSUAR – Memperingati bencana 28 September 2018, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu menggelar diseminasi dalam rangka memperingati lima tahun bencana, yang dilaksanakan di Roa Coffee, Rabu (27/9/2023). Diseminasi ini juga menghadirkan tiga pembicara, yaitu Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi I, Bakhtiar, Ketua Tim Monitoring Rehab Rekon Sulteng dari SKP-HAM Sulteng, Mohamad Syafari Firdaus, dan Penyinyas Huntara Lapangan Golf, Sri Tini.
Sri Tini mengatakan, selama lima tahun ini, dirinya berjuang bertahan hidup di hunian sementara dan memperjuangkan hak-hak masyarakat yang tinggal di sana.
Syafari Firdaus menyampaikan beberapa temuannya selama menjadi Ketua Tim Monitoring Rehab Rekon Sulteng. Selama 4 tahun berjalan, proyek baru bisa menyelesaikan 1.679 unit huntap (tahap 1) per Maret 2022, Dari Maret 2022 – Agustus 2023 belum ada unit huntap yang siap huni di Huntap Tahap 2 yang pembangunannya masih berlangsung. Per Agustus 2023, ada 3.759 unit, tidak terhitung Huntap Lere sebanyak 39 unit, yang pendanaannya dialihkan ke APBN. Huntap yang masih belum dibangun sekitar 147 unit, di mana 50 unit di antaranya berada di Lende Ntovea. Huntap yang belum terselesaikan ini, berdampak bagi warga yang terdampak bencana (WTB), yang kemudian mengalami dampak buruk berkepanjangan. Sebagian WTB terpaksa masih harus tinggal di hunian-hunian sementara (huntara), yang sekarang ini kondisinya sudah tidak lagi layak huni.
“Huntara hanya didesain untuk 2 tahun. Usia huntara ini kini sudah hampir 5 tahun, Secara psikologis WTB mengalami stres, depresi, cemos, kesal, dan marah, terutama karena selama ini mereka hanya diberi janji yang tidak kunjung ditepati,” ujar Daus, sapaan akrabnya.
Adapun Bakhtiar menyampaikan beberapa hal terkait percepatan pembangunan hunian tetap (huntap). Menurutnya, sampai saat ini pihaknya melakukan percepatan menyelesaian pembangunan hunian tetap. Akhir Desember menjadi target penyelesaian pembangunan hunian tetap, dan mungkin apa bila menyebrang ke tahun berikutnya, mungkin hanya perberbaikan infrastruktur dan beberapa ruang-ruang terbuka yang harus dibenahi dan target penghunian di Januari 2024.
“Sampai saat ini kami melakukan percepatan percapatan menyelesaian perkerjaan, meskipun tidak selancar yang diharapkan. Mudah-mudahan target penghunian Januari 2024 bisa kita penuhi,’’ kata Bakhtiar.
Dari diskusi ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana jika sampai akhir Desember 2023 penyediaan huntap bagi warga terdampak bencana masih belum tuntas dilaksanakan? MG4