PALU, MERCUSUAR – Bantuan logistik sebanyak 1.000 ton dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) diperkirakan tiba di Pelabuhan Pantoloan paling lambat Sabtu (20/10) pagi. Bantuan itu nantinya segera disalurkan ke warga terdampak gempa dan tsunami di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala.
Hal itu dikemukakan General Manager Media Network Development ACT, Lukman Azis kepada wartawan di Café Celebes di Jalan Haji Hayun, Palu, Selasa (16/10) malam.
Menurut Lukman, bantuan yang dikapalkan dari Jakarta itu, setibanya tidak ditampung di posko induk di Palu, kecuali langsung didistribusikan ke delapan posko wilayah yang ada di Palu, Sigi, dan Donggala. Dari Posko wilayah kemudian disalurkan ke 30 posko unit yang terdapat di setiap kelurahan dan desa.
“Kami membentuk posko di setiap kelurahan dan desa untuk mendekatkan pelayanan bantuan ke warga. Dengan demikian, penyaluran bantuan diharapkan benar-benar merata,” kata Lukman.
Menurutnya, sampai sekarang terdapat delapan posko wilayah yang tersebar di Palu, Sigi, dan Donggala. Sementara itu juga terdapat 30 posko unit yang masih akan terus ditambah untuk mendekatkan pelayanan bantuan ke warga. Sedangkan relawan yang dikerahkan sampai saat ini mencapai 5.000 orang.
Lukman juga menjelaskan, ACT akan mendatangkan pula mobil dapur umum berjalan. Mobil dapur umum berjalan ini mampu melayani sampai 1.000 orang. Pun saat ini sudah ada mobil ambulans yang di dalamnya dokter dapat melakukan operasi kecil.
Selain menyalurkan bantuan makanan dan bantuan kesehatan, ACT juga akan membangun hunian sementara. Saat ini sudah ada koordinasi dengan Camat dan Lurah di Duyu, Palu, tentang lahan.
“Sebelum dibangun harus ada dulu nota kesepahaman dengan pemerintah setempat. Kami sudah siapkan tim konstruksi dari Jepang untuk membangun hunian sementara,” kata Lukman, mantan wartawan Jawa Pos.
Menurutnya, hunian sementara itu tidak hanya dibangun di Palu, tetapi juga di Sigi dan Donggala. Berdasarkan pengalaman di Lombok, untuk membangun hunian sementara dibutuhkan waktu singkat, dua minggu sudah dapat ditempati.
Kapal Kemanusiaan
Sebelumnya, ACT sudah mendatangkan 1.000 ton logistik ke Palu melalui kapal kemanusiaan dari Surabaya.
Dari 1.000 ton bantuan pertama, di antaranya terdapat 500 ton beras yang dikumpulkan dari Kabupaten Blora dan sekitarnya. Beras tersebut merupakan hasil panen dari petani binaan Global Wakaf-ACT, melalui program Lumbung Pangan Wakaf (LPW). Selain itu juga terdapat ambulans.
Tidak hanya itu, ratusan ton sisanya berupa sembako, air mineral, obat-obatan, pakaian baru, paket sanitasi, kebutuhan pangan bayi dan balita, selimut, tenda, dan lainnya. Berbagai jenis bantuan pangan dan logistik ini dihimpun dari masyarakat Indonesia, seperti dari Blora, Ngawi, Bojonegoro, Yogyakarta, Solo, Semarang, Malang, dan Surabaya.
“Ini menandakan betapa besarnya empati dan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap derita saudara-saudaranya yang tertimpa bencana di Palu dan sekitarnya. Semoga animo kepedulian ini bisa terus membersamai warga Palu, Donggala, dan Sigi hingga masa pemulihan nanti,” kata Lukman.TASMAN BANTO