SDM Penting Untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0

TONDO, MERCUSUAR – One Asia Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk membangun suatu komunitas masyarakat Asia, melalui berbagai kegiatan dalam bidang ekonomi, pendidikan, pertukaran budaya, dan lain sebagainya, kembali melaksanakan seri kuliah umum di Universitas Tadulako (Untad). Seri kuliah umum tersebut dilaksanakan di Conference Room, Gedung IT Center Untad, Jumat (13/4/2018).

Kuliah umum ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa, dosen, serta para undangan lainnya. Seri kuliah umum kali ini menghadirkan Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS) wilayah IX Sulawesi, Prof Dr Jasruddin, M.Si.

Dalam pemaparannya, Prof Jasruddin menjelaskan tentang Education Paradigm in The Industrial Revolution 4.0 (Paradigma Pendidikan dalam Revolusi Industri 4.0). Menurut Prof Jasruddin, untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 ini, mahasiswa harus mampu merespon dengan tepat tantangan zaman ini, agar mampu meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di tengah persaingan global.

“Revolusi Industri 4.0 atau revolusi industri dunia keempat, adalah di mana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia, segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited), karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif, sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta pendidikan tinggi,” jelasnya.

Untuk itu kata Prof Jasruddin, perguruan tinggi dalam menghadapi era globalisasi, dituntut untuk melahirkan lulusan-lulusan yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, antara lain memiliki tingkat kreativitas yang tinggi, membangun dan memproduksi ide, mementingkan kolaborasi daripada persaingan, memiliki motivasi yang kuat, serta memiliki kekuatan untuk berperan dalam pembangunan.

“Selain itu, dunia pendidikan juga harus menjadi garis depan di era digital. Perguruan tinggi harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Perguruan tinggi harus mampu merespon kebutuhan masyarakat yang saat ini sudah banyak melakukan kegiatan pembelajaran secara online, sehingga perguruan tinggi tidak ditinggalkan atau harus tutup,” tutupnya. JEF

Pos terkait