PALU, MERCUSUAR – Sekertaris Jenderal Gerakan Rakyat Untuk Daerah (Garuda) Sulawesi Tengah, Nizar Rahmatu meminta bantuan logistik kepada masyarakat korban bencana alam gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi Kota Palu dan sekitarnya yang sudah masuk atas nama Yayasan Dompet Kemanusiaan Media Group sebaiknya dipulangkan saja. Sekjen Garuda yang juga Wasekjen GP Ansor ini menegaskan, penyaluran bantuan oleh Media Group terlalu persedural.
“Lebih baik pulangkan saja itu, karena kami tidak butuh penyaluran yang terlalu berbelit – belit,” tegas Nizar.
Ia menekankan, kalau memang ingin memberikan bantuan terhadap para korban kenapa harus dipersulit seperti ini. Truck yang mengangkut bahan bantuan logistik Media Group hanya mondar – mandir di dalam kota, ketika masyarakat menginginkan bantuan, ternyata dilakukan mekanisme pendataan.
“Masyarakat kita di pengungsian butuh tenda dan logistik tidak harus prosedural. Saya dengan teman saya Ismail, dari belakang disuruh ke depan, setelah ke depan tidak ada pelayanan,” katanya.
Nizar Rahmatu juga menegaskan, jangan bencana alam di daerah ini dijadikan ajang atau panggung pencitraan politik. Apalagi punya kepentingan tertentu. Mereka mengharamkan jika itu dilakukan.
Jika ingin menyalurkan bantuan sebaiknya berkoordinasi dengan pemda setempat, pemprov atau pemkot dan pemkab yang terdampak bencana.
“Koordinasinya dengan Bapak Gubernur, Wali Kota, dan Bupati, biar bagaimana pun mereka itu panglima tertinggi di daerah ini,” jelas Nizar.
Ia juga mengimbau masyarakat supaya tidak melakukan kritikan – kritikan yang tidak produktif dan tidak mendidik terhadap pemimpin karena bencana ini sama – sama dirasakan. Bencana ini sama – sama dialami, tentunya semua pihak harus saling mensuport, saling mendukung untuk Sulteng kembali bangkit dan kuat.
Nizar memberikan contoh mengenai pendekatakan dan kerja optimal yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Palu, terutama Sekertaru Dinas, Ilham S. Keb, M. Kes yang secara kelembagaan dan pribadi terus berupaya melayani masyatakat yang terkena dampak gempa.
Sementara Penanggung Jawab Pembagian Logistik Media Group, Sugiarto, mengatakan bantuan logistik dari Medi Group didistribusikan langsung kepada warga korban bencana tanpa sistem birokrasi.
“Birokrasi – birokrasi pakai KTP, itu enggak. Tapi perposko. Posko ada berapa kamu, 2000 ribu, nih bagiin. Koordinator siapa, udah,” ungkap Sugiarto.
Bagi Media Group katanya, warga yang datang ke mereka akan dicatat dan nama koordinatornya. Yang jelas, pembagian logistik dari dompet peduli ini langsung ke masyarakat, tidak melalui pemerintah daerah, tetapi menyasar langsung ke posko pengungsian. Kaitannya dengan pemda ujar Sugiarto, pihak hanya meminta data dari pihak kelurahan atau RT setempat.
“Ada sih individual awal – awal. Aduh, gimana kita juga capek, enggak ada koordinatornya. Mbo yah kumpulin, ini – ini satu RT sampai berapa, ada 56 jiwa, yah udah truck bagi,” tutur Sugiarto.
Saat ditanya mengenai berapa jumlah truck pengakut logistik, Sugiarto tidak mengatahui secara rinci. Tapi logistik yang dimuat oleh truck yang lalu – lalang dalam kota itu, diperuntukan kepada korban dipengungsian yang sama sekali belum tersentuh atau belum dijangkau oleh pemerintah daerah. BOB