PALU, MERCUSUAR – Lebih dari 200 Kepala Keluarga di Kelurahan Tipo Kecamatan Ulujadi Kota Palu mengungsi ke wilayah perbukitan dan tanah lapang yang dianggap aman pasca gempa 7,4 SR yang mengguncang Palu, Sigi dan Donggala serta Kabupaten Parigi Moutong sebagai daerah terdampak, 28 September lalu.
Selain Tipo, warga Buluri Kota Palu yang sebelum gempa bermukim disekitar bibir Pantai, mengungsi dan menempati tenda tenda darurat yang dibangun di perbukitan. Di Buluri 171 kepala keluarga mengungsi dari bibir pantai karena rumah mereka tersapu gelombang tsunami.
Untuk sampai kesini, relawan kemanusiaan yang dibentuk Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong membagikan makanan harus melalui jalan yang menanjak dan berkelok. Jika turun hujan, jalan menuju ke tempat ini tak dapat dilalui karena licin dan membahayakan.
Siang tadi (21/10) beruntung cuaca sedang bersahabat. Meski terik matahari menyengat kulit tak mengurungkan niat relawan kemanusiaan Parigi Moutong yang dikoordinir Putri dan Wiwin Tjora itu membagikan makanan hingga ke lokasi pengungsian yang berada di perbukitan.
Karena sudah saban hari, pengungsi yang sebagian besar adalah anak anak itu selalu menyambut dua mobil bak terbuka milik Pemda Parigi Moutong mengantarkan makanan di lokasi itu “Halo kakak kakak, ada lagi makanan kami,”teriak salah seorang anak berusia sekitar 5 tahun di lokasi pengungsian itu.
Sekcam Torue Ambodale bersama Kepala Desa Torue juga terlihat ikut membantu para relawan membagikan makanan di sejumlah titik pengungsian itu.
Relawan yang membagikan makanan ini lalu bergeser ke Kelurahan Tipo dan pengungsian di sekitar Balaroa. Di Tipo ada sekitar 400 jiwa yang mengungsi. Selain makanan, para ibu rumah tangga di tempat ini juga membutuhkan perlengkapan bayi “Selain makanan, ibu ibu di pengungsian ini juga membutukan perlengkapan bayi,”ujar Fahrul salah seorang relawan yang juga warga Tipo.
Kata Fahrul, sebelum gempa terjadi sebagian besar warga Tipo bermukim di bibir pantai yang menuju ke Kabupaten Donggala itu. Namun, saat tsunami menerjang, mereka sudah lebih dulu mengungsi “Sebagian besar yang menempati tenda di pengungsian ini sudah tidak memiliki rumah. Rumah mereka hancur tersapu gelombang tsunami,”tuturnya */TIN