MAMBORO, MERCUSUAR – Ekspor kopra putih dalam 5 bulan terakhir ini mengalami penurunan, salah satunya disebabkan masa pandemi Covid-19 dan kurangnya bahan baku. Demikian diungkapkan, salah seorang pelaku usaha kopra putih, Indra Kusuma Adinata, saat ditemui siang, Selasa (30/11/2021).
Dia menjelaskan, bahwa dalam satu bulan terakhir ini ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam produksi yakni, bahan baku kelapa karena bersaing dengan kelapa kupas babi karena sama-sama di ekspor.
“Jadi dalam hal ini tentu petani inginkan harga yang bagus, jadi mau tidak mau harus menaikan harga tidak boleh jauh dari harga kupas babi. Untuk harga kupas babi sendiri Rp.2.400 sampai dengan Rp.2,600/kg,”ungkapnya.
Selain itu, kata Indra, kendala yang kedua yaitu di pemasaran, kopra putih marketnya itu paling banyak ada diluar negeri seperti di Srilanka, India, Bangladesh, dan Pakistan, khusus Pakistan meminta untuk mengekspor kopra putih edible atau biasa disebut Grade A untuk jadi bahan baku makanan, negara lainnya itu meminta kopra putih regular atau biasa disebut Grade B untuk dijadikan minyak nanti arahnya konsumsi, kosmetik dan farmasi, sedangkan yang Grade C diolah menjadi minyak hanya untuk dalam negeri.
Dia melanjutkan, untuk pengolahan kopra putih di Palu banyak yang tutup dikarenakan masalah market dan transportasi, karena sejak Juli 2021 itu kesulitan dalam mencari kontainer ekspor dari Surabaya ke negara – negara di Timur Tengah maupun Asia Tengah.
“Di Palu ini banyak usaha kopra putih itu tutup, karena masalah di marketnya dan transportasi, sejak 5 bulan terakhir saya sendiri sulit mendapatkan container untuk ekspor dari Surabaya ke negara – negara Timur tengah dan Asia Tengah, untuk harganya pun selama pandemic ini naik, awalnya itu untuk kontainer 40 feet sekitar 3500 sampai 3600 dolar, untuk sekarang jadi 10.000 dollar,”ujarnya.
Terkendala Pengangkutan Kontainer
Untuk ekspor keluar negeri, Indra mengungkapkan biasanya menggunakan kontainer untuk ke Surabaya, setelah itu dipindahkan ke kontainer internasional seperti online atau samudera line.
Namun untuk masalah sekarang yaitu kontainer yang bersedia untuk muat kopra keluar negeri itu menjadi sedikit, karena muatan kopra ini mengandung minyak, sehingga masuk menjadi kategori muatan yang berbahaya. Bukan hanya kontainer, kapal untuk mengangkut kontainer tersebut juga berkurang selama pandemi mulai dari awal tahun 2019 hingga sampai sekarang.
Untuk sekarang ini produksi kopra putih dilakukan secara pelan-pelan, karena harga lokal untuk kopra putih regular grade B itu Rp.12.000 sampai Rp. 12.500, sedangkan untuk kopra asalan Grade C yaitu Rp13.000, dilihat dari harga tersebut tentunya kopra asalan lebih mahal dari pada kopra putih regular, hal ini dikarenakan permintaan minyak lagi bagus.
Bahan baku kopra putih sendiri, biasanya dikirim langsung dari daerah Pantai Timur seperti Ambibabo, Pantai Barat seperti Sirenja, Tamarenja dan di Sigi ada di Dolo, dan Sibowi.
Untuk harapan kedepannya itu semoga bahan baku bisa lancar, untuk kontainer semoga lebih lancar dan harganya kembali normal, sehingga dalam melakukan ekspor itu tidak perlu lagi antri untuk dapat kontainer. MG14