LOLU SELATAN, MERCUSUAR- Pegiat seni dari Simon Fraser University Kanada Dr. Sutrisno melakukan kunjungan ke Paguyuban Kesenian Eko Wandowo Sulawesi Tengah, Minggu (27/5/2018). Kunjungan tersebut dalam rangka menjalin kerjasama pada iven Festival Perkusi Internasional yang akan digelar di Palu 10-14 Agustus 2018 mendatang.
Dr. Sutrisno yang diterima langsung Ketua Paguyuban Eko wandowo, Hartono, menyampaikan ajakan kolaborasi antara musik (gamelan) Jawa dengan musik etnik Kanada dan Kaili.
“99,9 persen, saya pastikan kita akan kolaborasi dengan Eko wandowo untuk festival perkusi. Saya lihat ini luar biasa. Gamelan yang dimiliki Eko Wandowo, larasnya pelog slendro andhapan. Gamelan ini jauh lebih tua dari usia pembuatannya, karena menggabungkan laras yang biasa digunakan di Yogyakarta dan Solo sekaligus. Artinya jika ditarik ke sejarah peradaban, gamelan Eko Wandowo ini bersumber langsung dari trah seni Mataraman,” kata Sutrisno.
Sutrisno merasa seperti pulang kampung ketika menginjakkan kakinya di pelataran Pedopo Eko Wandowo, karena disambut dengan gending Puspo Warno.
“Saya seperti pulang kampung, meski sejatinya di Kanada mengajar seni budaya Jawa, termasuk gamelan. Luar biasa, saya disambut gending Puspo Warno. Saya kira ini harus disyukuri, karena bapak ibu di Palu ini telah nguri-uri dan ngurip-urip (melestarikan dan menghidupkan) budaya luhur bangsa. Insya Allah bulan Juli saya akan bawa mahasiswa saya dari Kanada untuk latihan di sini (Eko Wandowo). Harapannya kolaborasi musik etnis nantinya berjalan baik. Nanti kita juga kolaborasi dengan gimba dan lalove Kaili,” ujar Sutrisno putra asli Yogyakarta yang telah puluhan tahun mengajar di Kanada.
Ketua Paguyuban Eko Wandowo, Hartono, menyambut baik ajakan akademisi Simon Fraser University tersebut.
Paguyuban Eko Wandowo kata Hartono, akan berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan personil dan peralatan yang dibutuhkan dalam rangka kolaborasi musik etnik yang digagas Dr. Sutrisno.
Diungkapkan Hartono, Paguyuban Eko Wandowo selain rutin latihan gending-gending Jawa dalam bentuk uyon-uyon dan Wayang Kulit juga melakukan koordinasi dengan beberapa kegiatan seni Jawa seperti Kuda Lumping, Campursari, dan Reog.
“Apakah nanti konsepnya menggunakan seluruh gamelan atau hanya beberapa alat, prinsipnya kami siap dan menyambut baik ajakan kerjasama atau kolaborasi yang disampaikan Pak Sutrisno. Kapan dimulai latihan bersama dan bagaimana konsepnya monggo, kami siap,” tegas Hartono. TMU