PALU, MERCUSUAR – Dalam menyukseskan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), SMAN 3 Palu terpaksa harus meminjam laptop siswa. Tak tanggung-tanggung, jumlah laptop siswa yang dipinjam mencapai 80 persen, dari 165 unit komputer yang dibutuhkan.
Sebelumnya, pemerintah memang memberikan kebebasan kepada seluruh sekolah untuk bisa melibatkan partisipasi para siswa terkait pengadaan komputer untuk pelaksanaan UNBK. Tetapi peminjaman tersebut tidak boleh dipaksakan, karena hanya sekolah unggulan yang mampu, sementara sekolah pinggiran tidak bisa, karena kebanyakan siswanya tidak memiliki laptop pribadi.
Kepala SMAN 3 Palu, Kasiluddin Tahia mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada para orang tua siswa, yang telah ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan UNBK di sekolah.
“Sebelumnya kami merapatkan dengan orang tua, bahwa komputer yang ada di sekolah tidak mencukupi dengan jumlah siswa yang akan mengikuti ujian nasional. Setelah itu, mereka menyetujui peminjaman laptop. Menariknya seluruh siswa mau meminjamkan laptop mereka, tetapi karena harus diseleksi sesuai dengan spesifikasi dan kriteria, hanya 80 persen yang diterima,” katanya, Selasa (10/4/2018).
Dirinya melanjutkan, komputer atau laptop yang digunakan pada UNBK tidak sembarang, karena harus sesuai dengan standar yang diberikan oleh panitia pusat. Makanya banyak laptop siswa yang terpaksa harus dikembalikan.
“Kami sebenarnya berat untuk bisa meminjam laptop siswa ini, karena masa peminjamannya cukup lama, yaitu kurang lebih sebulan. Sebab siswa harus mengikuti berbagai persiapan seperti try out hingga simulasi UNBK. Makanya jauh-jauh hari sebelumnya, seluruh unit komputer harus sudah siap untuk dijalankan,” terangnya.
Dengan adanya partisipasi orang tua ini, maka UNBK di sekolah berjalan dengan lancar tahun ini, jumlah siswa SMAN 3 Palu yang mengikuti UNBK sebanyak 458 siswa. Mereka menyiapkan empat ruang, masing-masing ruang terdapat 40 unit komputer. UTM