PALU, MERCUSUAR – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulteng kembali menggelar rapat dalam menyiapkan strategi penekanan harga pangan, khususnya menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Rapat digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulteng dan dihadiri sejumlah instansi terkait.
Jauh hari menjelang Natal dan Tahun Baru, TPID sudah menyiapkan berbagai strategi. Selain untuk menjaga stabilitas harga pangan, juga ketersediaan pangan dalam memenuhi kebutuhan hari raya besar.
Dalam rapat itu, yang membahagiakan adalah deflasi pada ikan segar yang selama ini menjadi penyumbang inflasi. Hal ini tidak lepas dari peran gubernur yang mengeluarkan surat edaran agar ikan yang ditangkap di Sulteng tidak boleh dijual ke provinsi lain.
“Melalui edaran pak gubernur, Dinas Kelautan dan Perikanan kini menekankan kepada para nelayan agar tidak menjual hasil tangkapnya keluar, jika stok pasokan ikan di daerah belum terpenuhi,” ujar Wakil Ketua TPID Sulteng, Miyono.
Apalagi kata Miyono, Dinas Kelautan dan Perikanan juga telah melakukan berbagai tindakan tegas tidak hanya menegur bahkan sudah melakukan langkah hukum sehingga ada efek jera terhadap perdagangan ikan antar provinsi. Dalam surat edaran itu juga ditegaskan, hasil tangkapan harus disinggahkan dulu ke pelabuhan agar kebutuhan di Sulteng bisa terpenuhi, selebinya ikan bisa kembali dijual.
“Yang penting stok ikan lokal terpenuhi, baru dijual kembali ke provinsi lain,” ujarnya.
Sementara terkait stok beras, Bulog juga sudah memastikan aman hingga Februari 2019. Bulog siap mengantisipasi dengan harga ecer yang tentu relatif murah namun berkualitas baik.
“Sama halnya dengan Dinas Perdagangan Sulteng juga akan melakukan berbagai operasi pasar agar tidak ada pedagang nakal atau melakukan penimbunan. Satgas Pangan Polda Sulteng juga rutin mengecek langsung harga-harga di pasar,” tandasnya. RES