PALU, MERCUSUAR – UPT Sumber Daya Hayati Sulawesi – Herbarium Celebense (CEB) Universitas Tadulako (Untad), melaksanakan seminar, yang mengambil tema “Membangun Penelitian Kolaborasi sebagai Dampak Evaluasi KPH di Sulawesi dan Kalimantan Timur, Selasa (6/6/2023). Seminar ini dilaksanakan di UPT Sumber Daya Hayati Sulawesi.
Ketua UPT Sumber Daya Hayati Sulawesi – Herbarium Celebense, Prof. Dr. Ramadanil Pitopang, M.Si, dalam sambutannya mengatakan, herbarium ini sangat penting dan hanya satu-satunya di bagian timur Indonesia. Prof. Ramadanil menjelaskan sejarah
inisiasi herbarium ini, yang dimulai pada 1999, ketika dirinya kembali dari Bogor yang mana pada saat itu saya menghadiri kursus singkat tentang manajemen Herbarium yang dibiayai oleh Bank Dunia, di Bogor.
“Pesan yang disampaikan pada saat itu adalah, ketika kamu kembali ke institusi, kamu harus membentuk herbarium sendiri,” ujarnya.
Lanjut Prof. Ramadanil, pada ekspedisi pertama, pihaknya pergi ke daerah Banawa, terkait pengelolaan mangrove pesisir Banawa melalui program “Cheppy”. Dirinya bersama dengan Prof. Sangaji dan Ramli Tantu, mengumpulkan tanaman disana yang menjadi koleksi pertama untuk herbarium ini.
Kemudian pada tahun 2000, ada penelitian kolaborasi antara dua universitas di Indonesia, yakni Untad dan IPB, dengan, Nottingham University and Cussel University, yang mana projek tersebut diberi nama STORMA (Stabilitas of Range Foreign Margin) Project. Pada saat itu yang menjadi Kepala Investigasi, yakni Prof. Grunge Stein dari Nottingham University dan juga Prof. Ediguharja.
“Pada saat kami berdiskusi, mereka mengatakan sangat bagus mengembangkan herbarium di Untad, karena berada di pusat Sulawesi. Sulawesi terkenal dengan istilah Selebes, yang merupakan wilayah transisi dari bagian barat dan timur Indonesia, sehingga sangat terkenal dengan banyaknya endemi flora dan fauna.
Pihaknya kemudian mendapatkan dukungan teknis dari National Herbarium Laden dari Universitas Nottingham. Selama herbarium ini berdiri, pihaknya juga melakukan penelitian kolaborasi bersama beberapa institusi, seperti Universitas Melbourne, Sekolah Botani Melbourne di Australia, Kebun Raya Bogor, dan beberapa botani dari Amerika.
Rektor Untad diwakili Wakil Rektor bidang Akademik, Dr. Eng. Ir. Andi Rusdin, S.T., M.T., M.Sc, dalam sambutannya mengatakan, pihaknya berharap kerja sama antara Herbarium Celebense dengan pihak lain, dapat lebih ditingkatkan. Hal ini kata dia, mengingat keunikan keanekaragaman hayati di Sulawesi, khususnya Sulteng. Kerja sama ini kata dia, dapat diejawantahkan dalam berbagai hal, seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, penelitian, serta peluang melanjutkan studi S2 dan S3. JEF