Penjaga Resep Tradisional Uvempoi

Nur Muthiawati, lahir di Makassar 19 September 1985 ini memiliki hobi foto dan suka jalan jalan atau traveling. Tidak heran, jika ia mahir mengabadikan foto saat sedang traveling. Mutia, salah seorang dari sepuluh fotografer wanita yang ikut dalam pameran Photo Story Exhibition, bertajuk  Through The Eyes of The Woman.

Pameran kali ini, Mutia yang sehari-harinya berkantor di Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Palu ini, memilih menceritakan kisah penjaga resep tradisioal. Resep tradisional membuat Uvempoi atau makan khas suku kaili.

Mutia memilih menceritakan kisah Mamam Indah lewat karya fotonya, karena sang penjaga resep bukan sekedar memasak Uvempoi atau sekedar memperoleh nafkah dari warung Uvempoi yg dikelolanya. Tetapi yang dilakukannya adalah melestarikan kuliner khas kaili.  Apalagi, kuliner khas sendiri pelan-pelan tergeser oleh kehadiran kuliner modern, fastfood dan warung-warung waralaba.

Kata Mutia, saat ia mencoba mengabadikan kisah Mama Indah justru disambut baik.  Bagi Mama Indah, selain menceritakan kisahnya, lewat foto stori juga sebagai ajang promosi kuliner khas Palu.

“Satu hal yang saya pelajari dalam kisah ini adalah perjuangan perempuan tidak saja di tuntut untuk menjadi ibu,  tetapi juga partner bagi suami dalam menyokong perekonomian keluarga. Perempuan itu serba bisa, perannya dalam kehidupan bisa bermacam-macam,”kata Mutia.

“Menjadi perempuan merupakan anugerah yang membanggakan, perempuan pilar keluarga yang akan lebih mementingkan kepentingan keluarganya diatas kepentingan pribadinya,”tambahya.

Menurut perempuan 33 tahun ini, kisah Mama Indah akan menjadi inspirasi generasi muda Kota Palu agar tidak melupakan tradisinya, jangan hanya karena ingin dianggap keren, kemudian meninggalkan tradisi dan menjadi manusia modern yang lupa akan akar budayanya.

Dimomen  Hari Kartini tahun ini, Mutia menginginkan  perempuan yang berdaya bukan hanya untuk kelurga tetapi untuk masyarakat. Perempuan itu serba bisa, mereka bisa berperan di segala lini kehidupan. Perempuan memberikan nafas tersendiri dikehidupan, mahkluk yang kelihatan lemah  dan gampang berurai air mata namun mampu setegar karang dihantam ombak kehidupan. IKI

Pos terkait