PALU, MERCUSUAR- Persipal Palu sedang mempersiapkan tim guna mengarungi kompetisi PSSI Liga 3 Nasional. Tak tanggung-tanggung, selain merancang uji coba ke pulau Jawa, manajemen tim Persipal juga mendatangkan instruktur pelatih top Indonesia guna mengawal kerja staf pelatih Persipal.
Ya, Instruktur nasional, Hanafing sejak seminggu terakhir berada di Stadion Gawalise mengawasi latihan Persipal yang diarsiteki head coach Yusuf Mardani bersama asistennya, Lukman Masiara, dan Anwar Palermo. Di Persipal, Hanafing diminta bertugas sebagai Direktur Teknik (Dirtek) yang mengawal kerja head coach Yusuf Mardani dan assistennya.
Kepada Mercusuar, Hanafing menyebut tugasnya di Persipal mengawal kerja pelatih selama persiapan sampai berlangsungnya Liga 3 Nasional.
“Sementara ini saya bukan direktur teknik, saya sifatnya hanya membantu dulu coach Yusuf Mardani dan perjalanan timnya di Liga 3 Nasional, apalagi Persipal Palu kan punya rencana jangka penjang akan membuat akademi.Setelah itu barulah kita bicara bagaimana fungsi akademi Sepakbola itu. Jadi, untuk sementara ini saya mengawal saja dulu Persipal Palu di Liga 3. Setelah itu barulah kita bicara bagaimana sih akademi dan situlah kita bicara fungsi dan tugas –tugas direktur teknik untuk dua sampai tiga tahun kedepan, karena targetnya kan PON,” ujar Hanafing belum lama ini.
Hanafing menjelaskan ada dua fungsi direktur teknik dalam Sepakbola, ada direktur teknik akademi yang bernama Youth Development ada juga Direktur Teknik Klub .
“Fungsi pertama Direktur Teknik (Dirtek) dia mengawasi jalannya kegiatan, baik latihan maupun pertandingan. Kemudian direktur teknik itu membentuk tim scouting didalamnya itu ada analisis, mencari pemain berbakat ke dalam klub, dan mengevaluasi kerja pelatih yang sifatnya pengawasan. Artinya memberikan input pada pelatih apa-apa saja yang harus ditingkatkan. Nah, kalau di klub amatir, kalau kerja pelatih belum jalan, bisa diambil alih oleh direktur teknik. Tapi, hanya sementara saja sampai si pelatih paham tentang persiapan tim. Kalau sudah masuk ke pertandingan tetap tanggung jawab pelatih dan direktur teknik hanya memberikan masukan-masukan,” jelas Hanafing.
Kalau di akademi, kata Hanafing, kerja dirtek itu sepenuhnya, yaitu mencari pelatih yang layak, misalnya untuk 13 tahun sampai usia 17 tahun. Dan kalau pelatih yang dinilai tidak layak, dirtek bisa mengganti pelatih tersebut. Tapi, lanjut Hanafing, kalau di klub kerja dan fungsi direktur teknik terbatas.
Lalu, apa tugas Hanafing di Persipal?. “Saya mengontrol kerja-kerja pelatih Persipal karena kita kan juga sudah kasi tugas pelatih dan pelatih klub juga harus punya catatan . Dan ketika saya datang (ke Palu) langsung mengecek tugas pelatih, apa saja yang mereka kerjakan,” jelasnya .
Hanafing, menyebut dirinya menolak beberapa klub Liga 1 yang menawarkan posisi dirtek padanya. “Orang yang duduk di direktur teknik harus memiliki lisensi Pro AFC seperti yang sudah dianjurkan oleh FIFA. Tapi, saya menolak beberapa tawaran klub Liga 1 karena kerjanya full, sementara kerja saya di kepelatihan padat,” ujar Hanafing. CLG