PALU, MERCUSUAR – Timnas Indonesia menelan pil pahit dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026, Kamis (20/3/2025). Menghadapi tuan rumah Australia di Netstrata Jubilee Stadium tersebut timnas Indonesia era Kluivert yang terlalu dibesarkan ini menyerah dengan skor sangat telak, 5-1.
Timnas Indonesia memang mendominasi dilaga ini lewat keunggulan ball possession hingga 60 persen. Bahkan Jay Idzes dkk mampu menekan hingga di daerah pertahanan Australia hampir sepanjang babak.
Kendati demikian Australia yang banyak ditinggalkan pemainnya karena cedera dilaga ini justru tampil efektif dan tenang memanfaatkan peluang serta kesalahan pemain Indonesia.
Dominasi ini terbukti langsung mengancam gawang Australia di menit 5 ketika sundulan Jay Idzes di tepis kiper .
Timnas kembali memberikan harapan di awal-awal babak pertama lewat serangan berbahaya yang dibangun oleh duet Rafael Struick dan Ole Romaney. Alhasil aksi individu Struick dilanggar dalam kotak pinalti. Sayang sekali sepakan pinalti Kevin Dicks di menit ke-8 gagal menaklukkan kiper bahkan sepakannya membentur tiang gawang.
Sebaliknya, Martin Boyle justru sukses mengeksekusi pinalti di menit ke-17 yang mengantar Australia langsung unggul 1-0.
Timnas sejatinya memegang kendali di lini tengah. Namun sedkit kesalahan di nenit 19 langsung dimanfaatkan Nishan Velupillay untuk membobol Martin Paes yang membuat Australia menjauh, 2-0.
Pelan namun pasti, Australia menambah golnya menjadi 3-0 di menit 34 yang disumbangkan Jackson Irvine. Gol tersebut memanfaatkan bola rebound dari tangkapan kiper Martin Paes.
Indonesia yang terus menekan justru kebobolan lagi di menit ke-61. Gol keempat Australia ini dicetak lewat proses sepak sudut yang berhasil disundul Miller.
Timnas sempat memberikan harapan ketika aksi Ole Romaney yang mengelabui Jason Geria lalu menaklukkan Matthew Ryan membuat skor menjadi 4-1.
Namun demikian Australia lagi- lagi memanfaatkan bola penjuru untuk mencetak gol kelima lewat sundulan Jackson Irvine di menit ke- 90. Hingga berakhirnya laga, Indonesia takluk 5-1.
Peralihan pelatih dari Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert ternyata tak berdampak signifikan pada pola permainan Timnas Garuda. Gaya bermain timnas Indonesia versi Kluivert ini tampaknya tak jauh beda dengan zaman Shin Tae-yong, yakni lemah dalam finishing dan terkesan monoton. Tak ada kreasi serangan. Timnas di era STY lebih mengutamakan serangan dari sayap. Sedangkan di tangan Kluivert, lebih banyak bertumpu dari lini tengah.
Lawan Bahrain dan Tiongkok, timnas jangan terpeleset lagi, termasuk lawan Jepang. CLG
Terlalu Dibesarkan, Timnas Era Kluivert Hancur di Sydney
