Tajuk Rencana
MERCUSUAR-Belum sampai satu bulan, Kabupaten Sigi kembali diterjang banjir. Tak tanggung-tanggung, kali ini bencana banjir menghampiri Rumah Sakit Torabelo. Pasien dan keluarganya was-was akibat banjir. Sebagian pasien terpaksa dipindahkan, untuk meminimalkan dampak banjir.
Setiap banjir, dipastikan ada kerugian ekonomi karena infrastruktur rusak dan produktivitas kerja menurun. Setiap kali curah hujan tinggi, banyak dari kita bertanya, apakah bencana banjir dan tanah longsor akan terulang? Ataukah sudah dapat diatasi dengan belajar dari pengalaman bencana sebelumnya.
Data redaksi memperlihatkan, kita masih mengalami persoalan sama. Banjir dan longsor terus berulang. Sebelumnya, Kabupaten Sigi telah mengalami beberapa kali bencana seperti banjir dan longsor Kulawi, Bangga, Poi, Tuva, dan Omu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memiliki peta daerah rawan bencana seperti banjir, longsor, dan gempa. Peta itu mestinya sudah tersosialisasi kepada pemerintah dan masyarakat rawan bencana. Idealnya, daerah rawan bencana dihindari sebagai permukiman dan pembangunan fasilitas umum atau fasilitas publik.
Peta itu juga harus dijadikan acuan instansi teknis yang mengurus penataan ruang dan lingkungan hidup mengeluarkan rekomendasi atau perizinan di bidang lingkungan dan penataan ruang.
Sebetulnya, bencana banjir bisa dihindari. Banyak penelitian ilmiah membuktikan kerusakan lingkungan menjadi penyebab bencana banjir pada musim hujan. Banjir di sejumlah daerah umumnya disebabkan rusaknya daerah aliran sungai (DAS) di hulu. Hutan, yang berfungsi sebagai kawasan penahan sekaligus penyimpan air hujan, rusak.
Perubahan tata ruang karena pembangunan fisik juga berpotensi menghadirkan banjir dan longsor jika tidak dikelola hati-hati. Penduduk terus bertambah, pembangunan infrastruktur terus meningkat, sementara luas daratan tidak bertambah.
Pemerintah sudah saatnya lebih terarah dan sungguh-sungguh memitigasi dan mengadaptasi bencana dengan melibatkan warga masyarakat. Dunia juga sepakat telah terjadi perubahan iklim global yang akan mengubah pola iklim tiap kawasan. Menjaga lingkungan seharusnya menjadi kesadaran bersama, sebagai upaya mengurangi risiko bencana. TMU