PGRI dalam Lintasan Sejarah

  • Whatsapp
417C084F-5A93-4C37-9A76-CF112339473A-0d608943

Oleh: Drs. Katiran BS
(Guru dan Wakil Kepala SMAS Alkhairaat Kalukubula Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah)

Setiap tanggal 25 November, keluarga besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) meperingati milad, berulang tahun atau ambalwarsa. Pada tahun 2021 ini, PGRI berulang tahun ke-76. Usia yang sama dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tema sentral pada tahun ini “ Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan”. Pilihan tema yang sangat tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi negeri saat ini. Selain memperingati hari ulang tahun ke-76 PGRI, kita juga memperingati Hari Guru Nasional tahun 2021.
Mencoba mengurai tema yang tertera, “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan”. Maksud atau arti kata bergerak dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, dari kata dasar gerak, berpindah dari tempat atau kedudukan (tidak diam saja). Sedangkan pulihkan (pulih + kan). Bentuk transitif dari memulihkan. Definisi/arti kata pulih di kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah kembali (baik, sehat) sebagai semula, sembuh atau baik kembali. Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan artinya ketika hati yang berbicara, maka tidak ada yang susah, semua akan berjalan sesuai rencana semula.
Sejenak kita menengok sejarah tentang PGRI. Dilansir dari pgri.or.id, tahun 1912 berdiri persatuan organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman belanda dengan nama persatuan guru hindia belanda (PGHB). PGHB beranggotakan kepala sekolah, guru bantu, guru besar, dan perangkat sekolah lainnya.
Keanggotaan mereka mulai berkembang dan mengusung nasionalisme. Tujuan didirikannya PGHB saat itu adalah untuk memperjuangkan para anggota, walaupun dengan latar pendidikan yang berbeda-beda.
Berkembangnya PGHB, pada masa itu memicu munculnya organisasi–organisasi guru semisal Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Ambachts School (PGAS), serta organisasi guru berbasis keagamaan dan kebangsaan seperti christeligke onderwijs verineging (COV) dan katolieke onderwijs bond (KOB). Pada tahun 1932 PGHB berubah nama menjadi PGI (Persatuan Guru Indonesia).
Pada masa pendudukan Jepang , Negara matahari terbit itu memblokir sejarah bentuk organisasi maupun sekolah. hal ini menyebabkan PGI tidak dapat berfungsi kembali.
Pascakemerdekaan RI, guru kembali mendapatkan ruangnya. tanggal 23-25 November 1945 berlangsung Kongres Guru Indonesia di Surakarta. Kongres berlangsung di Gedung Somaharsana (Pasar Pon), Van Deventer School, Sekolah Guru Puteri (sekarang SMP Negeri 3 Surakarta). Melalui kongres Guru Indonesia, segala perbedaan antara organisasi guru yang didasarkan perbedaan tamatan di lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, aliran politik, agama, dan suku sepakat dihapuskan.
Para pendiri merupakan guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka meniadakan perbedaan latar belakang dan sebagainya demi bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak kongres Guru Indonesia (kongres ke-1 PGRI), semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu dalam satu wadah PGRI.
Tahun 1994 menjadi tahun yang bersejarah bagi guru di Indonesia. Pada saat itu, presiden Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994 yang menetapkan hari lahir Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), bahwa setiap Tanggal 25 November diperingati sekaligus sebagai Hari Guru Nasional.
Dikutip dari Kepres Nomor 78 tahun 1994 Tentang Hari Guru Nasional, terdapat dua hal yang menjadi penetapan hari guru nasional, Pertama guru memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Kedua, tanggal tersebut diperingati sebagai hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia dan sebagai upaya untuk mewujudkan penghormatan kepada guru.
Saat ini, di usia76 tahun sosok seorang guru bukan sekadar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa dan segudang gelar lainnya. Guru bukan saja sebagai pengajar, tetapi sebagi pendidik dan sebagi pembentuk karakter bangsa.
Memasuki era pandemi COVID-19, guru di tuntut untuk lebih berkolaborasi, kreatif, dan inovatif. Berbagai program diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, melalui Pusdatin, aplikasi atau portal rumah belajar.
Rumah belajar merupakan portal pembelajaran daring yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Konten pembelajaran yang disediakan berbasis audio, video, gambar, dan animasi yang disajikan secara interaktif. Rumah belajar, belajar untuk semua, belajar dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja.
Selain program pemba-TIK, diluncurkan pula Guru Penggerak guna memajukan pendidikan Indonesia.Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan, untuk mewujudkan pendidikan yang bepusat pada murid. Guru Penggerak menggerakkan komunitas belajar bagi guru di sekolah dan wilayahnya, serta mengembangkan program kepemimpinan murid untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
76 tahun sudah usiamu, tentu bukan usia yang muda belia. Tantangan menghadang di depan. Abad 21 adalah abad milenial dan era digitalisasi pendidikan. Mari terus bergerak maju, ajar anak-anak sesuai zamannya.
Guru perlu bertransformasi menjadi lebih kreatif dan inovatif agar dapat beradaptasi dengan zaman. Sesungguhnya zaman telah jauh meninggalkan cara-cara kita yang konvensional. Dirgahayu ke -76 PGRI dan selamat Hari Guru Nasional 2021. Salam solidaritas.***

Baca Juga