PARMOUT, MERCUSUAR – Tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) sekira 17,80 persen, harus mendapat perhatian khusus. Apalagi sampai harus menurunkan hingga nol persen, dinilai mustahil, mengingat butuh kerja keras dan waktu .
Hal itu diungkapkan oleh Pjs Bupati Parmout, Moh. Nadir, kepada sejumlah media usai menyampaikan LKPJ di ruang rapat DPRD Parmout, Rabu (4/4/2018).
Dikatakan, penurunan angka nol persen itu, sangat tidak mungkin. Dijelaskan, untuk Provinsi Sulteng saja, tingkat program percepatan pengentasan kemiskinannya hanya bisa menurunkan 2 persen setiap tahun. Jelas tidak bisa apalagi melihat pendapatan asli daerah (PAD) yang ada.
Menurutnya, untuk target penurunan kemiskinan harus mengikuti capaian nasional. Karena ketika secara nasional kemiskinan turun dipastikan target provinsi dan daerah mengikuti, sehingga penting adanya tim percepatan kemiskinan turun ke daerah-daerah.
Namun khusus untuk tingginya angka kemiskinan di Parmout hingga di semester II 2017, bukan karena program yang tidak tepat sasaran, atau tidak seimbangnya anggaran yang dialokasikan. Melainkan karena ada program urusan wajib, yakni diantaranya program pendidikan, kesehatan, infrastruktur, perumahan dan sosial.
“Sehingga, dari program urusan wajib itu yang harus benar-benar diuji adalah evaluasinya. Apakah OPD yang diberikan kewenangan tanggungjawab dari urusan wajib tersebut benar-benar dilakukan atau bagaimana,” katanya.
Ia menambahkan, angka kemiskinan Parmout harus kembali di evaluasi, karena banyak indikator yang menyatakan orang itu miskin. “Harus duduk kembali bersama OPD terkait, dan pihak BPS guna menghitung ulang presentase kemiskinan di Parmout,” tandasnya. TIA