PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Curah hujan cukup tinggi dengan intensitas yang juga cukup lama, membuat volume air sungai di Desa Suli akan bertambah. Kondisi tersebut diwaspadai warga, karena beberapa infrastruktur jembatan yang berumur bisa roboh secara tiba-tiba.
“Ini patut diwaspadai. Meskipun sungai yang melingkari desa kami tidak begitu besar, namun cukup mengkhawatirkan saat terjadi banjir,” ujar kepala Desa (Kades) Suli, I Wayan Sugita kepada Mercusuar, Kamis (13/6/2025).
Dia memberikan gambaran, beberapa pekan lalu sebuah jembatan yang menghubungkan Desa Suli dan Desa Lebagu yang hanya berdiri menyambungkan tepian sungai, berukuran tidak terlalu lebar dan cukup dangkal, secara mengejutkan hanyut bersama banjir. Untungnya tidak memakan korban.
Di Desa Suli terdapat beberapa jembatan yang menjadi urat nadi transportasi masyarakat dengan aktivitas cukup tinggi, bahkan saat malam hari. Beberapa dusun di desa tersebut dihubungkan dengan sungai-sungai kecil yang dihubungkna jembatan berukuran sempit.
“Saya sudah mengimbau masyarakat untuk tidak memaksakan diri menyeberangi jembatan saat hujan lebat. Apalagi tidak adanya penerangan jalan di sekitar badan jembatan,” beber Sugita.
Saat ini, lanjutnya, Desa Suli termasuk yang paling tinggi curah hujannya, kebanyakan terjadi menjelang sore sampai malam hari. Rata-rata bahkan sampai menjelang subuh hari. Ditambah lagi, beberapa kerusakan hutan terjadi di area hulu sungai, yang berpotensi mengakibatkan banjir dengan membawa material kayu, lumpur dan batu. MBH