PALU, MERCUSUAR – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sulteng, Irwan Lahace mengatakan, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pada minggu lalu telah dicairkan untuk semua jenjang, baik itu, SD, SMP maupun SMA sederajat.
Namun kata Irwan, masih ada sekolah yang bermasalah, karena laporan dana BOS nya belum lengkap, sehingga Dikbud Suleng menunda pencairannya.
Terkait sekolah yang belum dicairkan dana BOS nya, Irwan mengakui pihaknya belum bisa memberikan data realnya kepada media, karena dirinya tidak mengetahui satu persatu.
“Kami telah cairkan dana BOS sebesar Rp23 miliar untuk didistribusikan ke sejumlah sekolah,” kata Irwan, Rabu (4/4/2018).
Irwan mengatakan, Dikbud Sulteng memilih berhati-hati dalam mengelola dana BOS. Pihaknya tidak mau terulang lagi kendala seperti yang terjadi di 2017.
“Olehnya itu keterlambatan dana BOS yang dicairkan ini, bukan karena faktor ada apanya, tetapi karena faktor kehati-hatian, karena sudah ada hasil pemeriksaan dari BPK. Kita tahun sebelumnya memang masih mendapatkan teguran, tetapi untuk 2018 kami berupaya tidak ada lagi masalah,” ujar Irwan.
Sebelumnya, Irwan Lahace mengatakan, sesuai surat dari pemerintah pusat, masih ada 12 provinsi yang memang belum dikirim dana BOS nya, termasuk Sulawesi Tengah, karena ada sedikit kendala yang terjadi.
“Kendala itu yang lebih mengetahui adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sulteng, karena ini bukan ranah kami tetapi ranah BPKAD. Sehingga jika ingin tahu masalah lambatnya dana BOS ditransfer, silahkan tanya ke BPKAD,” ujar Irwan.
Irwan mengaku juga telah mengadakan pertemuan bersama dengan BPKAD untuk mencari solusi, karena dalam masalah ini kedua pihak tidak bisa saling menyalahkan dan perlu ada solusi yang baik. Olehnya itu, BPKAD telah mengirim salah satu stafnya untuk ke Jakarta, untuk mengurus dana BOS tersebut.
“Terkait dana BOS belum cair, tentunya bisa jadi berimbas ke sekolah, apalagi saat ini memasuki masa Ujian Nasional (UN). Tentunya sejumlah sekolah sudah sangat memerlukan dana tersebut untuk kebutuhan mereka,” katanya.
Seharusnya kata dia, dana BOS sudah harus ditransfer, karena sekolah sudah harus belanja. Jika dana BOS terlambat, tertunya akan beresiko pada UNBK dan pastinya UNBK akan gagal, karena bisa terpengaruh pada sarana penunjang seperti ketersediaan aliran listrik. PLN kata dia, bisa saja memutuskan aliran listrik di sekolah, jika belum dibayar.
Namun Irwan mengaku, pihaknya tetap berupaya agar dana BOS bisa segera ditransfer ke seluruh sekolah di Sulteng. UTM