TALISE, MERCUSUAR – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DPPA) Sulteng mengakui ada banyak masalah anak di Sulteng yang sangat memprihatinkan, makanya pihaknya mengajak seluruh dunia usaha berpartisipasi dalam menurunkan dan mencegah jumlah kasus anak yang terjadi di Sulteng.
Menurutnya ada dua kasus besar yang wajib menjadi perhatian pemerintah maupun seluruh masyarakat yang ada di Sulteng. Dua masalah besar tersebut yaitu Kota Palu saat ini menjadi peringkat ke-4 nasional jumlah pengguna Narkoba di Indonesia dan banyaknya jumlah anak yang terpaksa putus sekolah selama pandemi Covid-19.
Kepala DPPA Sulteng, Ihsan Basir mengatakan, sejumlah kasus besar di Sulteng menjadi perhatian kita bersama dua kasus diatas yang bisa menjadi perhatian kita semua. “Sebenarnya masalah tersebut bukan hanya terjadi di Sulteng tetapi di sejumlah daerah di Indonesia bahkan dunia untuk pandemi, makanya itulah sebabnya penting untuk kami bisa merangkul seluruh dunia usaha yang ada. Sebab kalau sudah menyangkut persoalan perempuan dan anak ini bukan hanya persoalan untuk DPPA secara khusus atau pemerintah secara umum, tetapi kita semua terutama masyarakat dan dunia usaha,”katanya, Senin (25/10/2021).
Dengan adanya kerjasama itu bisa bersama dengan masyarakat dan dunia usaha untuk mencegah masalah-masalah seperti yang terjadi saat ini. Salah satunya bekerjasama dengan pihak perusahaan untuk menyediakan beasiswa bagi para pelajar yang putus sekolah dan berbagai hal yang bisa mereka lakukan untuk menyukseskan program perlindungan anak.
“Salah satu contohnya saja dengan adanya kita merangkul dunia usaha seperti ojek online mereka bisa menjadi agen untuk melaporkan kepada DPPA ketika mereka di jalan menemukan adanya kasus kekerasan terhadap anak, sehingga mereka juga bisa berkontribusi dalam menyukseskan program DPPA yang tentunya tidak mengurangi kinerja mereka selama melaksanakan Ojol,”terangnya.
Untuk mencegah maupun mengurangi angka tersebut pihak DPPA saat ini akan membentuk Asosiasi Pengusaha Sahabat Anak Indonesia (Apsai) yang diharapkan mampu mengurangi maupun mencegah masalah-masalah anak yang ada di Sulteng. UTM