LOLU UTARA, MERCUSUAR – Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng, Yudiawati V. Windarrusliana menyayangkan kurangnya peserta yang berpartisipasi pada Lomba SMK tingkat Provinsi Sulteng.
Ia mengungkapkan, bahkan ada sejumlah daerah yang sama sekali tidak mengirimkan peserta perwakilannya untuk mengikuti lomba. Menurutnya, hal itu memengaruhi pengembangan prestasi di sekolah masing-masing, khususnya di SMK. Karena lomba tersebut sebagai bentuk dukungan prestasi kepada para siswa.
“Sebenarnya tujuan kegiatan ini untuk melakukan evaluasi pelaksanaan Lomba-Lomba peserta didik SMK di 2022. Selain itu, sebagai proyeksi tentang rencana program dan kegiatan lomba-lomba peserta didik SMK di 2023. Kami mengundang unsur dari Kemendikbud secara daring, dengan tujuan untuk mendengar seperti apa arah kebijakan secara nasional, perihal skema pelaksanaan ajang talenta peserta didik di tahun depan,” kata Yudiawati V. Windarrusliana, pada penutupan Lomba SMK tingkat Provinsi Sulteng, di salah satu hotel di Palu, Rabu (9/11/2022).
Yudiawati menambahkan, terdapat beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian serius, utamanya unsur Cabang Dinas Pendidikan Wilayah dan MKKS SMK di kabupaten dan kota, terkait masih minimnya keikutsertaan beberapa perwakilan kabupaten dan kota, bahkan ada beberapa daerah tidak mengirimkan wakilnya.
“Secara pribadi saya prihatin atas hal ini, di mana ajang yang sesungguhnya menjadi hak anak-anak untuk mengekspresikan minat dan bakatnya di bidang olahraga dan seni, belum jadi prioritas di beberapa daerah,” ujarnya.
Yudiawati juga menyampaikan pesan secara khusus, kepada para guru pembimbing seni dan olahraga, agar kiranya tetap semangat dalam membina dan membimbing para siswa pada satuan pendidikan masing-masing.
“Sebab kalianlah sebagai pelatih atau pembimbing yang terdepan dan sangat berperan memfasilitasi siswa dalam mengekspresikan minat dan bakatnya. Pada tahun ini, bidang SMK sukses selenggarakan FLS2N dan O2SN SMK tingkat provinsi dengan skema luring. Pada dua ajang tersebut, tentunya sebagai media pengungkapan hati dan ekspresi beragam rasa, karsa, naluri, dan pikiran, yang bermuara pada menumbuhan nilai-nilai estetika manusia, di dalamnya lahir nilai karakter sebagai harmonisasi antara olah pikir, olah rasa, olah hati, dan olah tubuh untuk membentuk manusia sejati,” tuturnya. UTM