LAYANA INDAH, MERCUSUAR – Kepala Sekolah SMP 12, Yusri, S.Pd. M.Pd mengatakan proses pembinaan siswa di bidang minat dan bakat di tengah pandemi Covid-19 cukup sulit, dikarenakan kondisi yang tidak boleh bertatap muka, sehingga pengontrolan terhadap kemajuan siswa sangat kurang.
“Kalau sebelum Covid-19 biasanya kegiatan pembinaan dilakukan dua kali seminggu di sekolah, setelah Covid-19 kami hanya melakukan kontrol lewat WhatsApp,” ujar Yusri, di ruang kerjanya, Kamis (17/9/2020).
Kegiatan pembinaan siswa berbakat dilakukan melalui seleksi, hasil dari selesksi akan terus di bina melalui grup WhatsApp. Namun hal tersebut kurang efektif, karena hanya sebatas pemberian informasi terkait lomba, dan selanjutnya siswa akan belajar mandiri di rumah, pengontrolan secara langsung hanya beberapa kali saja namun tidak terlalu sering.
Sebelum pandemi Covid-19, sekolah tersebut banyak berpartisipasi dan menangkan beberapa lomba baik itu tingkat kota, provinsi maupun nasional.
Sekolah tersebut pada semester ini sudah melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara luar jaringan (luring), dengan sistem pemberian tugas kepada siswa, melalui orang tua murid yang datang ke sekolah untuk mengambil tugas itu, begitu pula dengan pengumpulan tugasnya.
Dia melanjutkan, KBM secara luring diadakan karena hasil dari evaluasi pihak sekolah dan orang-orang tua murid, dan pembelajaran dalam jaringan (daring), sempat dilakukan di semester sebelumnya, namun hal itu tidak efektif karena kondisi orang tua siswa yang kurang mampu untuk mengikuti pembelajaran daring.
“ Secara tidak langsung hal tersebut, berdampak buruk dengan motivasi belajar anak, hal itu tidak bisa dihindari lagi, sedangkan sekolah besar yang pakai sistem daring kurang efektif, apalagi kami dari SMP 12 yang rata-rata siswanya dari ekonomi menengah ke bawah, cukup sulit melakukan belajar daring,”jelas Yusri. MG2