Poltekkes Palu Terapkan Blended Learning

Poltekkes-c0aed048

MAMBORO, MERCUSUAR –  Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palu melaksanakan proses perkuliahan dengan cara blended learning yaitu dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring) serta dosen maupun mahasiswa wajib untuk melakukan vaksin sebelum mengikuti pertemuan tatap muka (PTM).

Gusman Arsyad selaku Wakil Direktur Bagian Akademik, Rabu (10/11/2021) menjelaskan, sebelum Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) turun menjadi level 2 di Kota Palu, mahasiswa Poltekkes Palu melaksanakan proses pembelajaran secara daring.

Hal ini, lanjutnya tentunya berdampak terhadap mahasiswa karena kurang efektif dalam menerima materi pembelajaran dan belum lagi jaringan yang kadang kurang stabil. Selama pembelajaran daring pihaknya juga memberikan subsidi kuota internet kepada mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan perkuliahan. Dampak lainnya juga, pihak Poltekkes harus menggeser waktu untuk melaksanakan praktek jurusan hingga PTM diperbolehkan.

“Memang selama Palu belum masuk PPKM level 2, kami tentunya harus melaksanakan perkuliahan secara daring, dan kami juga memberikan subsidi kuota internet untuk dosen maupun mahasiswa, jadi mahasiswa tidak ada alasan untuk tidak mengikuti perkuliahan, walaupun ada beberapa kendala untuk mahasiswa di kampung yang jaringan kurang bagus dan listik padam,”ujarnya.

Lanjutnya, setelah PPKM turun menjadi level 2 Poltekkes Palu kini melaksanakan proses pembelajaran secara daring dan luring, proses pembelajaran secara luring  dengan catatan semua peserta itu baik dosen maupun mahasiswa wajib untuk melakukan vaksin.

Kemudian selama proses pembelajaran juga tetap harus jalankan protokol kesehatan secara ketat seperti mencuci tangan, memakai masker, jaga jarak dan menggunakan hand sanitizer. Sedangkan kegiatan pembelajaran secara daring itu dilaksanakan bila ada kendala seperti dosen ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan dan jadwal yang bertabrakan, tetapi tetap meminta persetujuan dari mahasiswa dalam melaksanakan perkuliahan secara daring.

“Untuk pembelajaran dalam kelas mahasiswa dibatasi sekitar 15 sampai 20 orang, sedangkan untuk kegiatan praktek akan dibatasi 3 sampai 6 orang saja didalam ruangan,” jelasnya.

Humairah salah seorang mahasiswi semester 3 angkatan 2020 jurusan D3 gizi mengaku, selama perkuliahan daring awalnya merasa nyaman karena tidak perlu ke kampus, namun lama kelamaan ternyata jenuh dan  kurang maksimal dalam menyerap ilmu dari materi yang diberikan.

Pihak Poltekkes berharap bahwa semoga kondisinya bisa terus seperti saat ini, karena mereka meyakini bahwa tatap muka itu lebih tertib dalam mentransfer ilmu kepada mahasiswa dan mudah-mudahan bukan hanya tetapi seluruh masyarakat bisa disiplin dalam menjalankan prokes ini sehingga pandemi ini bisa kita hadapi dan lalui, agar kita bisa normal lagi dalam beraktifitas. MG14

Pos terkait