BESUSU TENGAH, MERCUSUAR – Sudah setahun lebih kegiatan apel pagi di SMPN 1 Palu telah dihilangkan karena bertransformasi dari kegiatan yang monoton dan menjenuhkan diganti dengan kebiasaan positif yaitu kegiatan yang lebih bermanfaat dan menyenangkan bagi peserta didik.
Hal itu dilakukan oleh Kepala SMPN 1 Palu, Yusri setelah mengevaluasi kegiatan apel pagi selama ini dinilai sangat monoton dan menjenuhkan peserta didik, hanya berisi nasehat dan bahkan kerap kali menyinggung perasaan peserta didik yang dapat mempengaruhi proses belajarnya.
“Sejak tahun 2024 kemarin, apel pagi di sekolah ini diubah dengan formulasi baru, setiap hari punya nama kegiatan tersendiri, seperti hari Senin dengan nama Indonesia Kucinta, kegiatannya berupa Upacara Bendera, Selasa dengan nama Tokoh Inspirasi dengan kegiatan mengundang alumni dan non alumni bercerita bagaimana mereka bisa sukses meraih cita-cita, melalui cerita itu diharapkan dapat menginspirasi peserta didik,” kata Kepala SMPN 1 Palu, Yusri, Rabu (12/2/2025).
Pihaknya menambahkan untuk hari Rabu dengan nama Literasi Numerasi dengan fokus kegiatan literasi, Kamis dengan nama Pemikat atau Pengembangan Minat dan Bakat, peserta didik menampilkan bakat-bakat mereka di panggung Ekspresi Pengembangan Kreativitas dan Talenta Siswa (Ekspektasi), terkahir hari Jumat disebut Hari Syukurku kegiatannya difokuskan pada kegiatan ibadah.
“Setiap kegiatan itu alokasi waktunya sekitar 1,5 jam, dengan kegiatan ini SMPN 1 Palu telah dilirik oleh TVRI Sulteng, dan telah membangun komitmen kemitraan dalam bentuk MoU untuk menayangkan kegiatannya setiap hari Selasa dan Kamis. Sebab program ini merupakan satu-satunya di Indonesia yang membuat TVRI tertarik,” terangnya.
Pihaknya mengatakan sebenarnya, apel pagi itu tidak dihilangkan hanya saja di formulasi dengan kegiatan yang lebih bermanfaat yang dapat memberikan nilai tambah bagi peserta didik, karena setiap kegiatan ini mengandung pesan moral. Sekaligus ini bisa mentrigger peserta didik untuk lebih kreatif dan inovatif.
“Pendekatan sekarang ke peserta didik itu sudah berbeda, tidak cukup hanya sekadar nasehat, namun lebih kepada praktek namun ada pesan moral di dalamnya, itu lebih berbekas,” tambahnya.
Melalui kegiatan itu, kini mulai terlihat hasilnya, peserta didik mulai rebutan memperlihatkan bakat yang mereka miliki di hari Kamis, mulai dari Silat, Taekwondo, hingga pada seni musik. Di sini sudah ada terbentuk grup band, artinya anak-anak itu berbakat hanya saja membutuhkan dorongan sedikit dan ruang untuk mengekspresikan.
Selain itu, karena peserta didik lebih disibukkan dengan kegiatan-kegiatan positif, maka tingkat perilaku negatif peserta didik pun secara bertahap bisa diminimalisir.UTM