TANAMODINDI, MERCUSUAR – Kebersihan lingkungan merupakan salah satu syarat dilaksanakannya PTM (Pembelajaran Tatap Muka), olehnya Kepala sekolah, tenaga pendidik, staf beserta beberapa siswa di SMP Negeri 7 Palu melaksanakan kerja bakti di lingkungan sekolah, Sabtu (18/9/2021) pagi.
Kepala SMPN 7 Palu, Masaat mengatakan, pihaknya telah melaksanakan beberapa kegiatan seperti membahas pelaksanaan PTM secara daring bersama orang tua dan murid, menyediakan prasarana kebersihan dan kelengkapan protokol kesehatan, membersihkan dan menanam tanaman di lingkungan sekolah.
Masaat melanjutkan, bila pembelajaran tatap muka telah berlangsung, pihak sekolah tidak akan memaksakan orang tua mengenai izin kepada anaknya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka, namun tetap harus memberikan surat pernyataan diizinkan atau tidaknya.
“Kami tekankan, tidak memaksakan orang tua untuk mengizinkan anaknya untuk ikut pembelajaran tatap muka, tetapi harus membuat surat pernyataan diizinkan atau tidak. Setelah itu, guru-guru ataupun wali kelas akan medata berapa orang yang mengizinkan anaknya dan berapa orang yang tidak, yang tidak mengizinkan ini tetap kami layani secara daring” kata Masaat.
Saat ini pihak sekolah masih menunggu arahan dari Pemerintah Kota (Pemkot) terkait pelaksanaan PTM, sedangkan untuk teknis pembelajaran tatap muka nanti, kepala sekolah akan mengurangi jam pelajaran menjadi 2 jam per harinya dan per kelas akan dibagi menjadi 2 kelompok.
“jadi satu kelas itu akan dibagi menjadi dua, ada minggu ganjil dan minggu genap, dan jadwalnya juga tidak lama. Kemudian satu hari itu juga para murid tidak bersamaan datangnya antar kelas VII, VIII, dan IX. Kelas VII mulai jam 07:30 ketika sementara berada didalam kelas, kelas VIII akan datang untuk masuk, sementara kelas VIII belajar, datang lagi kelas IX. Nah pas kelas VIII dan IX belajar, kelas VII sudah pulang. Jadi tidak akan menimbulkan kerumunan,” urainya.
Dia mengatakan, demi maksimalnya persiapan pembelajaran tatap muka, para guru SMP Negeri 7 Palu telah melaksanakan vaksin hingga tahap dua, ada 4 orang guru menderita penyakit komorbid, sehingga tidak dapat menerima vaksin. Sedangkan untuk peserta didiknya yang telah divaksin masih sekitar 15 persen.
Masaat berharap Covid-19 segera berakhir, sehingga para guru bisa dengan nyaman menjalankan tugas tanpa takut terpapar virus Corona, karena pembelajaran secara daring belum efektif. MG9