TIPO, MERCUUAR – SMPN 8 Palu memiliki kendala tersendiri dalam menerapkan pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) selama masa pandemi karena dari 300 lebih siswa hanya 20 siswa yang bisa melaksanakan pembelajaran daring, karena didukung fasilitas Hp yang memadai.
Seluruh siswa yang melaksanakan pembelajaran daring tersebut memang mendapatkan bantuan pulsa dari Kemendikbud RI maupun sekolah,makanya mereka lebih mengutamakan pembelajaran secara luar jaringan (luring) dengan cara mengimbau kepada seluruh siswa untuk datang ke sekolah setiap pekannya, untuk menjemput pembelajaran dan tugas dan diantar kembali pada pekan berikutnya.
“Kami akui bahwa tidak bisa menerapkan pembelajaran daring secara maksimal sebab hanya 20 siswa yang memiliki fasilitas memadai. Biasanya dari 20 siswa tersebut juga masuk dalam pembelajaran luring ketika paket data mereka habis. Makanya kami lebih memaksimalkan pembelajaran secara luring,” kata Kepala SMPN 8 Palu, Mursida Said, Selasa (13/10/2020).
Dalam memaksimalkan pembelajaran luring pihaknya tetap meminta laporan pertanggungjawaban setiap minggunya kepada para guru. hal itu mereka lakukan untuk bisa mengetahui apakah pembelajaran itu bisa didapatkan oleh para siswa secara maksimal.
“Kami akui bahwa selama masa pandemi ini seluruh pembelajaran menjadi tidak normal, makanya kami tinggal mengikuti saja. Kami juga tidak bisa memaksakan untuk normal sebab Kota Palu masih dalam zona merah, sehingga tidak boleh terlalu banyak siswa yang datang ke sekolah untuk mengambil tugasnya,” terangnya.
Proses pembelajaran daring itu mereka jadwalkan setiap harinya, jadi setiap kelas mendapatkan waktu untuk mendatangi sekolah untuk mengambil pelajaran dan tugas. Pengambilan tugas bisa dilukan oleh para siswa maupun orang tua siswa. UTM