PALU, MERCUSUAR – Bencana alam gempa, tsunami, likuifaksi yang melanda Kota Palu pada 28 November 2008 silam menghancurkan sebagian infrastruktur di Palu. Salah satunya adalah cafe – cafe di sekitaran Taman Ria Kelurahan Kampung Lere. Peristiwa itu membuat para pemilik Cafe kehilangan mata pencaharian sehari – hari.
Diketahui, sebelumnya deretan cafe tersebut hadir sekira tahun 2002 yang dijadikan tempat kumpul – kumpul warga Kota Palu maupun warga luar kota. Di mana lokasi ini merupakan salah satu objek wisata paling ramai, apa lagi kalau bulan puasa, tiap pagi lokasi ramai dikunjungi.
Demikian dikemukakan para ibu Forum Cafe Bivinntalinti Taman Ria, saat bertemu Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Palu, Andi Nur Lamakarate di kantor Sekretariat DPC, Minggu (15/5/2022).
Salah seorang pengurus forum yang tak mau ditulis namanya menyampaikan beberapa info penting terkait harapan pendirian kembali cafe yang merupakan tempat meraup rejeki sehari – hari bagi mereka dalam menjalankan usaha.
Selaku perwakilan forum, ia mengatakan sejak terbangunnya lokasi tersebut oleh pihak PT. Adhi Karya, terhitung sejak tahun lalu sudah selesa. Pada tahun ini pun masih dalam pemeliharaan, lokasi tersebut nampaknya sudah layak untuk di buatkan cafe, layaknya cafe yangterletak di Jalan Rajamoili Kelurahan Besusu Barat dan sebagian Jalan Komodo Kelurahan Talise.
“Namun sayangnya sampai sejauh ini kami belum mendapat respon baik dari Wali Kota Palu,” katanya.
Mereka mengaku, sebelumnya, tahun lalu, tepatnya Februari, mereka pernah menghadap Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, saat itu, Hadi belum lama dilantik sebagai Wali Kota. Mereka meminta agar diberikan ruang untuk berjualan kembali, akan tetapi tidak direspon. Padahal itu merupakan harapan mereka.
Kunjungan Forum Cafe Bivolinntalinti para tersebut disambut baik oleh Ketua DPC Partai Gerindra Kota Palu, Andi Nur Lamakarate.
Menurut Anca sapaan Andi Nur Lamakarate, apa yang menjadi harapan para pemilik Cafe akan dibicarakan dengan para perwakilan Gerindra di DPRD Kota Palu anggota, khususnya dari Daerah Pemilihan (Dapil) wilayah Palu Barat dan Ulujadi dalam waktu dekat ini.
“Karena setahu kami kalaw harus menunggu pembuatan fly over baru nantinya ada respon yang baik dari Wali Kota Palu,” ujar Anca.
Terkait yang menjadi harapan para pemilik cafe, lanjut dia, bisa jadi akan memakan waktu lama. Sebab, sampai sejauh ini belum ada kepastian jelas kapan di mulainya pembangunan jembatan. Dan waktunya pun bisa jadi dua atau tiga tahun ke depan.
Dengan jangan waktu yang begitu lama, tentunya membuat para pemilik cafe semakin risau soal pembukaan kembali usahanya.
Sesungguhnya, mereka juga menyetujui apa bila cafe itu dibongkar kalau tempat mereka masuk dalam pembuatan fly over oleh pemerintah Kota Palu.
Tentunya selaku ketua partai apa yang menjadi masukan dari para perwakilan pemilik Cafe Taman Ria, akan mengupayakan aspirasi mereka.
“Kami tindaklanjuti, karena merupakan aspirasi untuk dikawal,” tamlndasnya.
Pengawalan itu, tambah Anca, dilakukan melalui partai politik sebagai penyambung aspirasi warga ke pihak legislatif dan Pemkot Palu. BOB