TATURA UTARA, MERCUSUAR – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulteng, Dr. Rusman Langke mengatakan penyuluh agama Islam perlu diajak dan diberdayakan memerangi narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di daerah. Hal tersebut ia sampaikan pada Lokakarya Peningkatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Mewujudkan Generasi Bebas Narkoba di aula Kanwil, Kamis (26/7/2018). Kegiatan diikuti para penyuluh agama Islam di Sulteng.
Dikatakan, saat ini jumlah penyuluh agama Islam berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Kanwil Kemenag Sulteng berjumlah 36 orang, plus delapan orang penyuluh di masing-masing kecamatan di Sulteng. Jumlahnya hampir seribu orang.
Ia pun mengapresiasi kegiatan tersebut yang terlaksana atas inisiatif Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Islam Sulteng dan Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulteng.
Sementara itu, Ketua Pokjaluh Agama Islam Sulteng, Zulfiah Mansyur mengatakan penyuluh agama Islam di Sulteng saat ini masih awam tentang narkoba dan penyalahgunaannya. “Kami belum tahu persis model penyalahgunaan narkoba dan dampak narkoba terhadap tubuh kita,” kata Zulfiah yang juga Ketua PW Fatayat NU Sulteng ini.
Ia berharap dengan bekal pengetahuan mengenai bahaya narkoba yang diperoleh melalui kegiatan ini, penyuluh agama Islam bisa memasukkan materi pencegahan dan perang terhadap narkoba dalam kegiatan-kegiatannya di masyarakat.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Pokjaluh ke Kepala BNNP Sulteng, Brigjend Pol. Drs. Andjar Dewanto, SH, MBA beberapa waktu lalu. Peserta kegiatan kali ini adalah 77 orang penyuluh agama Islam yang berasal dari Kota Palu, Parigi Moutong, Sigi, dan Donggala.
Dalam kesempatan ini juga dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman perang terhadap narkoba di lingkungan Kanwil Kemenag Sulteng, oleh Kakanwil Rusman Langke dan Kepala BNNP Sulteng, Andjar Dewanto. DAR