POSO, MERCUSUAR – Periode bulan Januari hingga Juli 2018, telah terjadi 380 kasus warga Poso menjadi korban gigitan anjing. Jumlah itu (380 kasus), 317 orang di antaranya terdeteksi terkena virus rabies.
“Ini belum yang terhitung bulan Agustus dan September 2018,” ungkap Kepala Dinas kesehatan (Dinkes) Poso dr Taufan Karwur pada Media Ini di ruang kerjanya, Selasa (18/9/2018).
Dikatakan Taufan, kasus gigitan anjing gila pembawa virus rabies di Poso saat ini terbilang cukup tinggi. Jika bercermin dari kasus yang terjadi pada tahun 2017 lalu, terdapat 474 kasus gigitan anjing yang menularkan penyakit rabies. “Tahun lalu dalam setahun terjadi 474 kasus. Namun hingga semester pertama tahun 2018 nii kasusnya sudah mencapai 380 kasus. Ada peningkatan jika mengacu pada data semester pertama tahun lalu,” terangnya.
TIGA MENINGGAL
Untuk kasus pada tahun 2018, lanjutnya, terdapat tiga orang yang dinyatakan meninggal dunia akibat tertular virus rabies. “Ini terjadi karena terlambatnya korban mendapat pertolangan serta adanya pengadaan vaksin orang per orang yang tidak memenuhi standar,” beber Taufan.
Untuk pengadaan vaksin, kata Taufan, selain bersumber dari APBD Kabupaten Poso, juga dari pemerintah Provisnsi Sulteng. Namun dengan tingginya kasus gigitan anjing di Poso, Ia mengakui kalau vaksin yang ada saat ini kurang.
Menurutnya, untuk efektif dalam antisipasi gangguan gigitan anjing gila, perlu adanya penanganan terpadu antar instansi terkait.
Sebab Dinkes hanya bisa menangani kasus itu terkait pada korban atau manusianya saja, sedangkan untuk hewan peliharaan seperti anjing ini menjadi ranah Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Poso.
Kendala lain, kata Taufan, terkait hewan peliharaan seperti anjing, biasanya sulit dijangkau karena pemiliknya sangat tertutup jika hewan peliharaannya akan ditangani petugas yang ada. “Yang jelas pemilik hewan peliharaan tidak mau kooperatif jika anjing peliharaannya akan ditangani atau diperiksa,” katanya. ULY