POSO, MERCUSUAR – Seratusan warga Poso terdiri dari sejumlah ormas dan elemen melakukan aksi ekstra gerakan #2019 Ganti Presiden usai Salat Jumat. Aksi dipusatkan di halaman Masjid Raya Kota Poso, Jumat (31/8/2018).
Orator pada aksi itu, Sugianto Kaimudin dan Moh Yusuf.
Dalam orasinya Sugianto menyerukan warga Poso menolak keras aksi persekusi yang dialami oleh salah satu deklarator #2019 ganti Presiden Neno Warisman di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pada 25 Agustus 2018 lalu. Sebab aksi persekusi tidak sesuai iklim demokrasi bangsa Indonesia.
“Dimana lagi kebebasan berpendapat di negeri ini. Kita tidak ingin ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengadu domba anak bangsa. Aparat seharusnya bisa memberikan jaminan keamanan kepada siapa saja yang ingin mengekspresikan pendapatnya. Bukan sebaliknya,” katanya.
Ia juga mengaku prihatin melihat kondisi bangsa, yakni ekonomi masyarakat kian terpuruk menyusul naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) yang diiringi kenaikan harga bahan pokok lainnya. “Presiden kita sudah bersumpah untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok dan ekonomi masyarakat saat ia dilantik. Namun kenyatanyaaannya pemerintah ingkar janji dengan menaikkan BBM hingga beberapa kali pada tengah malam. Ini bukti bahwa pemimpin kita sudah melakukan pembohongan kepada publik. Apakah pemimpin yang seperti ini yang harus dipertahankan,” teriaknya dihadapan massa aksi.
Sugianto juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk menegakkan hukum seadil adilnya dengan tidak pandang bulu. “Jadikan hukum sebagai panglima. Jangan ada pilih kasih,” pintanya.
Diserukan pula, jika tidak ada tindakan yang serius dari aparat penegak hukum dalam menyikapi sejumlah aksi persekusi terhadap aktifis tagar 2019 ganti presiden, maka seluruh komponen warga Poso akan membuat aksi yang lebih besar sebagai sikap tegas mendukung aksi 2019 ganti presiden.
Moh Yusuf mengatakan bahwa kondisi bangsa saat ini sudah cukup memprihatinkan.
Kehadiran warga Poso dalam aksi tersebut, katanya, bukanlah sebagai representasi dari partai politik atau pendukung pasangan calon Presiden Prabowo-Sandiaga Uno. “Kita hadir disini sebagai anak bangsa yang prihatin akan kondisi bangsa saat ini. Karena itu kita inginkan agar 2019 ganti presiden,” katanya. ULY