SIGI, MERCUSUAR – Kapolres Sigi AKBP Wawan Sumantri menyesalkan adanya korban jiwa padai konflik yang terjadi antara masyarakat Desa Binangga, Baliase dan Desa Boya Baliase, Kecamatan Marawola.
“Terus terang saya prihatin dan sedih dengan adanya satu orang korban meninggal dunia yang merupakan masyarakat Baliase. Padahal kami sudah berupaya keras bersama personil TNI untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dengan menempatkan personil di perbatasan ketiga desa,” ungkap Kapolres, Jumat (27/4/2018).
Menurutnya, personil gabungan juga telah melakukan penghalauan massa yang akan bertemu di perbatasan masing-masing maupun di berbagai titik rawan konflik. Meski demikian tetap saja ada korban jiwa.
“Dari luka di tubuh korban, kami menduga dia terkena senjata rakitan jenis dum-dum. Tapi saat ini kami masih melakukan lidik (penyelidikan) apakah dia meninggal dunia karena terkena senjatanya sendiri atau memang dari orang lain,” ujarnya.
Olehnya, Kapolres memohon kepada masyarakat agar tidak saling memprovokasi dan jangan pula terpancing provokasi. Ia meminta masyarakat di ketiga desa untuk menahan diri serta mempercayakan kepada aparat Kepolisian untuk menangani kasus tersebut.
“Belum tentu korban ini meninggal dunia karena terkena senjata dari salah satu warga desa A atau desa B atau desa C. Bisa jadi juga dia terkena senjatanya sendiri. Pada intinya kami mohon masyarakat di ketiga desa menahan diri, khususnya di Baliase dimana diketahui korban berasal dari desa tersebut,” imbaunya.
Selain itu, Kapolres juga membantah adanya isu bahwa korban terkena senjata Polisi.
“Kami tegaskan korban tidak terkena senjata Polisi. Kami masih lidik terkait kasus ini,” tutupnya.
Pasca konflik yang terjadi Rabu (25/4/2018) malam hingga Kamis (26/4/2018) dini hari, Polres Sigi bersama Satuan Brimob Polda Sulteng dan personil TNI melakukan penindakan hukum, berupa penyisiran senjata rakitan masyarakat di ketiga desa.
Dalam penyisiran itu, ditemukan puluhan senjata dari beragam jenis.
Di Binangga, aparat keamanan menghitung terdapat senjata rakitan empat buah, dumdum 21 buah, panah ambon 37 buah, katapel empat buah, dumdum kaleng 11 buah, amunisi dumdum 45 buah yang terbuat dari paku, tas samping empat buah, tas rangsel satu buah, selongsong SS1 kaliber 5,5 satu buah dan amunisi dua buah.
Sementara pada penyisiran di Desa Boya Baliase dan Baliase, ditemukan dan disita masing-masing enam buah anak busur, satu senjata rakitan, satu buah panah ambon dan dua amunisi aktif. BAH