DONGGALA, MERCUSUAR – Yakkum Emergency Unit (YEU) dengan dukungan CBM Global Disability Inclusion melaksanakan pelepasan dan penyerahan rompong kepada masyarakat nelayan di Desa Loli Tasiburi dan Desa Loli Dondo, bertempat di pantai Desa Loli Tasiburi, Rabu (31/8/2022).
Pelepasan dan penyerahan rompong ini dilakukan oleh Wakil Bupati Donggala, Moh. Yasin, didampingi pengurus YAKKUM, Chris Hanantya Tri Wardana dan Budi Yulianto, Honggowijaya, serta Direktur YEU, Sari Mutia Timur, perwakilan OPD di Pemkab Kepala Desa Loli Tasiburi dan Desa Loli Dondo, tokoh masyarakat, serta kelompok nelayan di dua desa tersebut.
Pengurus YAKKUM, Chris Hanantya Tri Wardana, dalam sambutannya menyampaikan, YEU merupakan salah satu unit dalam YAKKUM yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan. Kehadiran YEU di Desa Loli Tasiburi dan Desa Loli Dondo ini kata dia, adalah salah satu bagian dari kerja-kerja sosial dan kemanusiaan tersebut, terutama respon pascabencana dan pandemi COVID-19.
Wakil Bupati Donggala, Moh. Yasin, dalam sambutannya menyampaikan, atas nama Pemkab Donggala, pihaknya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada pihak YAKKUM melalui YEU, atas bantuan dan dukungan kepada kelompok nelayan di Desa Loli Tasiburi dan Desa Loli Dondo. Kata dia, bantuan ini sangat mendukung upaya pemulihan pascabencana 2018 dan pandemi COVID-19.
“Bantuan ini saya kira sangat bermanfaat, karena masyarakat pesisir kita sangat bergantung dengan hasil laut. Pesisir kita sangat kaya dengan hasil laut dan harus dikelola secara optimal,” ujarnya.
Wabup berharap, bantuan rompong yang diserahkan oleh YEU ini dapat dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat, utamanya masyarakat nelayan. L
Penanggung jawab program Marking Market Work for the Poor (M4P) dari YEU, Arnice Agustina Ajawaila menyampaikan, program ini berawal dari hasil kaji dan pascabencana gempa dan tsunami 2018, serta pada masa pandemi COVID-19 di tahun 2020 -2021, di Desa Loli Tasiburi dan Desa Loli Dondo, yang menunjukkan adanya penurunan pendapatan akibat berkurangnya jumlah tangkapan ikan secara signifikan.
“Oleh karena itu, bantuan kepada kelompok nelayan melalui usaha rompong ini, diharapkan dapat mendukung usaha kecil dan menengah setempat, untuk mendapatkan manfaat lebih, dari sistem pasar yang berpihak, demi terciptanya ketangguhan komunitas nelayan,” ujarnya.
Program ini kata dia, dijalankan dengan semangat inklusi, di mana sistem pasar komunitas nelayan, dikembangkan untuk dapat diakses oleh semua, tanpa membedakan latar belakang dan kondisi apapun.
Program M4P ini sendiri, merupakan program bantuan usaha dari YEU dengan dukungan kemitraan dari CBM Global, kepada kelompok nelayan di Desa Loli Tasiburi dan Desa Loli Dondo, yang mendorong pemetaan sistem pasar di tingkat komunitas, serta mengidentifikasi solusi untuk meningkatkan produktivitas kerja nelayan.
Program ini, membuka peluang bagi praktik rompong, yang diintegrasikan ke BUMDes. Pembuatan rompong ini, diharapkan dapat meningkatkan jumlah tangkapan ikan, yang akan menjamin ekonomi kelompok nelayan. Integrasi dengan BUMDes ini, diharapkan mampu memperbaiki sistem pasar penjualan ikan, serta mendukung usaha ekonomi nelayan secara berkelanjutan.
Total ada 7 buah rompong yang akan diserahkan ke dua desa, yakni Desa Loli Tasiburi dan Desa Loli Dondo. JEF