Banjir di Petasia Timur, Ribuan Warga Terdampak, Ratusan Mengungsi

Sejumlah warga mengungsi setelah terdampak banjir di Petasia Timur. FOTO: IST.

MOROWALI UTARA, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali Utara (Morut) mencatat, hingga Minggu (28/4/2024), jumlah warga yang terdampak bencana banjir di Desa Bunta Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morut telah mencapai 1.571 kepala keluarga (KK) atau 3.993 jiwa.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 46 KK atau 125 jiwa telah mengungsi di dua lokasi yang disiapkan Pemerintah Desa Bunta. Sementara warga lainnya masih bertahan di rumahnya masing-masing dengan alasan menjaga barang-barang miliknya.

Lokasi pengungsian terbesar berada di Balai Desa Bunta, yang terletak di poros utama Jalan Trans Sulawesi. Di lokasi pengungsian tersebut telah ada posko bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Morut, Palang Merah Indonesia (PMI), serta tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial.

Selain itu, petugas dari Satpol PP dan Damkar bersama aparat kepolisian juga turun mengamankan, dan membantu masyarakat yang melintas di jalan raya yang tergenang banjir.

BANJIR KIRIMAN

Kepala Desa Bunta, Kristol Lolo yang ditemui di kantornya, Minggu (28/4/2024) menyebutkan jumlah pengungsi berpotensi terus bertambah. Hal itu karena permukaan air semakin naik, sehingga warga harus mencari tempat yang aman.

“Biar tidak hujan, di sini (Bunta) pasti genangan air akan terus naik kalau di wilayah Mori Atas masih hujan. Kami menerima banjir kiriman,” ujar Kristol.

Ia menyampaikan, pihaknya juga mengambil langkah cepat dengan membentuk Tim Posko Bencana Banjir. Tim itu dibentuk dalam rapat terpadu pada 22 April 2024. Selain perangkat desa, tim itu juga melibatkan tenaga lintas sektoral seperti Bhabinkamtibmas, Babinsa, tenaga kesehatan, dan tenaga perbantuan lainnya.

“Banjir kiriman seperti ini sudah terjadi sejak puluhan tahun silam. Jadi masyarakat tidak kaget lagi. Yang terpenting, kita meminimalisir dampak buruknya. Kita bantu siapkan logistik, tenaga evakuasi, tenaga kesehatan serta bantuan lainnya,” ujar Kristol Lolo.

Ia menambahkan, banjir hampir menggenangi seluruh wilayah dusun yang ada di Desa Bunta, dengan kedalaman air sekira 1 hingga 2 meter. Banjir juga merendam area perkebunan kelapa sawit seluas sekira 58 hektare dan palawija 1 hektare, gedung TK/PAUD, SD, SMP, sarana olahraga, rumah ibadah dan rumah penduduk.

Sementara itu, jalan raya yang tergenang semakin panjang dan permukaan air semakin tinggi. Akibatnya sepeda motor terutama jenis matic harus naik rakit, atau didorong dalan kondisi mati mesin.

Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, jika di wilayah Kecamatan Mori Atas masih hujan, maka daerah Bunta, Tompira, serta beberapa desa di Kecamatan Petasia Barat, akan terus tergenang akibat banjir kiriman tersebut. SEM

Pos terkait