PALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdy Mastura, meminta para dokter umum yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sulteng, turut menyosialisasikan keamanan vaksin bagi tubuh manusia guna mendukung pencapaian target vaksinasi di daerah itu.
“Saya pernah terpapar/positif COVID-19, akan tetapi karena telah divaksinasi maka risiko itu berkurang. Vaksinasi tidak memiliki efek yang berat, cuma gejala ringan biasa,” kata dia, Jumat (22/10/2021).
Oleh karena itu, ia berharap, PDUI Sulteng membantu menyosialisasikan kepada masyarakat mengenai keamanan vaksin dan efek samping yang ditimbulkan, seiring dengan upaya pemerintah mencapai target vaksinasi.
Ia menilai beberapa kabupaten di Sulteng masih rendah capaian target vaksinasi, meliputi Parigi Moutong, Tojo Una-Una, dan Sigi.
Ia berencana meminjamkan mobil operasional pelayanan vaksinasi ke daerah-daerah yang capaian target vaksinasi masih rendah, agar terjadi percepatan vaksinasi sesuai target pemerintah.
Rusdy Mastura juga meminta kepada bupati dan wali kota di Sulteng mengoptimalkan pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat, untuk membentuk kekebalan komunal dari bahaya COVID.
“Kepada bupati yang wilayahnya masih rendah persentase sebaran vaksin agar dapat meningkatkan vaksinasi kepada masyarakat,” kata dia.
Ia mengatakan pemerintah kabupaten dan kota dalam pelaksanaan vaksinasi agar bekerja sama dengan TNI dan Polri.
“Tingkat sebaran vaksinasi saat ini menjadi salah satu indikator penentuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM),” katanya.
Dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2021 tentang PPKM disebutkan bahwa penetapan level wilayah berpedoman pada indikator penyesuaian upaya kesehatan masyarakat dan pembatasan sosial dalam penanggulangan COVID-19, yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dan ditambah dengan indikator capaian total vaksinasi dosis pertama.
Level PPKM kabupaten/kota dinaikkan satu level apabila capaian total vaksinasi dosis pertama kurang dari 40 persen.
Berkaitan dengan hal itu, Ketua PDUI Sulteng, dr Ketut Suarayasa menyatakan, pihaknya akan berkontribusi dalam membantu percepatan vaksinasi yang rencananya pada Hari Kesehatan Nasional melalui “Gebyar Vaksinasi”.
Indonesia sendiri, menerima kedatangan vaksin tahap 97 dan 98 pada Jumat (22/10/2021). Vaksin yang mendarat di Indonesia adalah vaksin Pfizer sebanyak 1.182.870 dosis, dan AstraZeneca sejumlah 844.820 dosis. Kedatangan vaksin yang berkelanjutan ini adalah wujud upaya keras pemerintah memastikan ketersediaan vaksin COVID-19 di tanah air, dalam rangka mengejar kekebalan komunal di Indonesia tahun ini.
“Kita bersyukur, Indonesia bisa terus menambah ketersediaan vaksin secara intens dalam beberapa pekan terakhir, dan hal ini akan terus berlanjut. Dengan ketibaan kedua jenis vaksin ini, maka total vaksin yang telah hadir di Indonesia sekitar 291 juta dosis baik dalam bentuk vaksin jadi maupun bahan baku,” ujar Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.
Nadia menambahkan, pemerintah berupaya mendatangkan vaksin bagi masyarakat Indonesia melalui bermacam skema. Di antaranya dalam bentuk donasi, seperti vaksin AstraZeneca yang tiba sebagai hibah dari Pemerintah Jepang. Sedangkan vaksin Pfizer yang tiba di Jakarta, Semarang, dan Surabaya diperoleh melalui skema pembelian langsung. JEF/ANT/*