Jalan Perbatasan Luwu Timur-Sulteng Diperbaiki 2019

images (6)

PALU, MERCUSUAR – Kondisi jalan negara perbatasan Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Morowali Utara, Sulawesi Tengah, akhirnya mendapat perhatian pemerintah provinsi (Pemprov).

Jalan sepanjang 12 kilomenter di Kecamatan Nuha tersebut yang masih rusak parah. Rencananya diperbaiki tahun 2019.

Itu disampaikan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah (NA) di sela penyerahan piagam penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis (18/10/2018).

“Luwu Timur kita sudah masukkan dalam anggaran 2019 untuk perbaikan jalan di Nuha menuju perbatasan Sulawesi Tengah (Morowali Utara) sepanjang 12 kilometer,” kata Nurdin dalam rilis diterima Mercusuar.

Pemprov Sulsel kata NA akan lebih aktif turun ke daerah guna berkoordinasi perihal masalah pembangunan.

“Ini untuk mensinergikan program-program provinsi dan daerah,” imbuh prof.

Bupati Luwu Timur, Thorig Husler bersyukur akhirnya jalur utama yang menghubungkan Luwu Timur dan Morowali Utara akhirnya mendapat perhatian.

“Perbaikan jalur ini memang sudah lama dinantikan warga. Kita juga akan terus mensupport dan berkoordinasi dengan pemprov terkait pembangunan di daerah,” tutur Husler.

Diberitakan sebelumnya, kondisi jalan negara perbatasan antara Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Morowali Utara, Sulawesi Tengah, masih rusak parah.

Jalan belum diaspal, permukaannya masih tanah. Sepanjang jalan berlubang, sebagian lagi mirip kubangan. Ada juga badan jalan yang berkerikil dan berbatu.

Panjangnya sekitar 11 kilometer itu berada di Desa Nuha, Kecamatan Nuha, Luwu Timur.

Kondisi jalan makin parah saat hujan, kendaraan roda dua dan empat sangat kesulitan melintas. Salah sedikit kendaraan tergelincir dan terjungkal membahayakan peengendara.

Warga Desa Sorowako, Wahyu mengatakan kondisi jalan tambah parah belum mendapat perhatian pemerintah.

“Kondisi jalan sekarang tambah parah, warga jadi enggan lewat jalan ini. Perekonomian warga juga lumpuh,” katanya.

Jalan itu adalah akses warga yang ingin ke Sulteng maupun Luwu Timur setelah menyeberangi Danau Matano dengan jasa kapal penyeberangan atau warga setempat menyebutnya Rap lewat dermaga Sorowako dan Nuha.

Karena kondisi jalan rusak, perekonomian warga yang mengandalkan Rap jadi lumpuh. Calon penumpang ogah lagi menyeberang lewat dermaga. Banyak memilih lewat jalur Mangkutana-Sulteng yang jaraknya lebih jauh.

Usaha jual makan minum warga di dermaga juga ikut kena imbasnya. Pasalnya, penumpang yang hendak menyeberang saat ini hanya bisa dihitung jari.

Berbeda saat jalan tersebut kondisinya belum terlalu parah. Tiap hari Rap berseliweran menyebrangkan penumpang maupun kendaraan.

Saat itu, pedagang makanan dan minum pun juga masih ramai pembeli. Namun sekarang, penumpang bisa dihitung jari. Beruntung kalau dalam sepekan Rap bisa menyeberangkan penumpang.

Warga pun meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) agar memfasilitasi perbaikan jalan tersebut. Agar kondisi perekonomian warga dermaga kembali bergairah.

“Sudah lama warga minta agar ada perbaikan tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda,” katanya.MAN

Pos terkait