Jemaah Sulteng Mantapkan Manasik

HAJI

MEKKAH, MERCUSUAR –  Jemaah haji Sulteng terus melakukan pemantapan manasik haji dan visitasi kesehatan. Salah satunya Kloter 8 BPN. Ketua kloter,  Lutfi Godal mengatakan lokasi hotel jemaah haji  yang bersebelahan di Mekkah memudahkan pihaknya memberikan manasik haji dan visitasi kesehatan setiap hari. 

“Untuk kloter 8 kami tinggal di dua hotel yang bersebelahan.  Jadi, hotel 710 New Almarwah ditempati oleh rombongan 1,2,3 dan sebahagian rombongan 4. Lalu   hotel 711 Alsafa ditempati oleh rombongan 5,6,7,8,9, dan 10,” kata Lutfi dari  Mekkah, Senin (13/8/2018). Dikatakan, di kedua hotel tersebut pihaknya juga membuka posko kesehatan.

“Alhamdulillah sampai dengan hari ini dan insya Allah seterusnya belum ada dan tidak ada yang dirawat di KKHI (klinik kesehatan haji Indonesia),” tambahnya seraya memohon  doa warga Sulteng.

Di kloter ini, terdapat sebelas  jemaah resiko tinggi.  Namun semuanya dalam keadaan sehat walafiat, bahkan melaksanakan salat di Masjidil Haram.   

Agar semua jemaah bisa menggapai puncak haji wukuf di Arafah, Lutfi mengaku selalu   mengimbau agar jemaah tetap mendahulukan kesehatan mengingat wukuf di Arafah semakin dekat.

Beberapa hari sebelumnya  jemaah kloter 8 telah melaksanakan tawaf umrah dan sai. Demikian halnya telah melakukan pemotongan dam di Pasar Mu’aysim.    

CALON HAJI ASAL PALU WAFAT

Sementara itu, kabar duka  dari jemaah haji Sulteng di Mekkah, Arab Saudi. Jemaah  atas nama Mariso Bakri Mat Bisri diketahui menghembuskan nafasnya yang terakhir di rumah sakit King Abdul Aziz Mekkah, dalam usia 56 tahun, Sabtu (11/8/2018) pukul 11.00  waktu Arab Saudi atau sekitar pukul 16.00 Wita.

Almarhum berasal dari Kota Palu dan tergabung dengan Kloter 7 BPN Rombongan 10.  Ketua rombongan, Sofyan mengatakan,  sebelum dirujuk ke rumah sakit, almarhum sempat ditangani oleh dokter Diah dari Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).    “Ada riwayat infeksi paru-paru. Sebelum dirujuk ke rumah sakit,  almarhum mengalami demam tinggi dan sesak nafas,” kata dokter Diah.

Rekan sekamar almarhum, Zulkifli Radjamuda, membenarkan  sejak Jumat malam, almarhum gelisah. Kondisi fisiknya terus menurun.   Namun, sampai di rumah sakit pada Sabtu pagi, nyawanya tak  tertolong.  Almarhum yang berangkat haji bersama isteri didiagnosa mengidap penyakit shock septik  atau batuk darah.

“Pengurusan jenazah almarhum Mariso  ditangani oleh tim haji Indonesia,” tambah Sofyan.  Sebelumnya, saat tiba di Mekkah, almarhum terlihat sehat, bahkan sering salat berjemaah di Masjidil Haram. Hal tersebut lantaran lokasi penginapan kloter 7 BPN berada di Hotel Al Keswah Tower Jarwal yang hanya berjarak 1 km dari Masjidil Haram.

Almarhum beralamat di Jalan Tolambu dan sehari-hari membuka usaha warung sate Madura di Jalan  WR. Supratman.  Semasa hidup, Mariso yang mengaku hanya pernah duduk di kelas 1 SD ini dikenal sebagai sosok pekerja keras. Dari hasil usaha warung sate itu, ia bisa mengumpulkan  biaya haji dan berangkat berdua bersama isteri.

Mariso memiliki tiga orang  anak, dua menetap di Palu dan seorang lagi berada di Madura. Setelah mendengar kabar duka tersebut, jemaah haji Sulteng kemudian melaksanakan tahlilan.   Tahlilan dipimpin oleh TPIHI Moh Junaidin di koridor hotel Al Kiswah Tower lantai 20.  Asisten I Setdaprov Faisal Mang turut hadir.  Jemaah kloter 7 BPN pun spontan mengumpulkan uang duka setelah pembacaan doa tahlil.

Sementara itu, informasi dari asrama haji Palu, air zam-zam milik jemaah telah tiba pada Minggu (13/8/2018) sekitar pukul 01.30 Wita. Jumlahnya sekitar 500 paket.  DAR

 

Pos terkait